Minggu, 02 Mei 2010

KTI TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING IMUNISASI DPT I

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG EFEK SAMPING

IMUNISASI DPT I DIPUSKESMAS PARIJATAH KULON

KECAMATAN SRONO KABUPATEN BANYUWANGI



BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sehat 2010 adalah visi pembangunan kesehatan nasional yang menggambarkan masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan sehat. Dengan mengemban visi ini, maka masyarakat diharapkan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perilaku sehat untuk memelihara dan untuk meningkatkan kesehatan. Mencegah terjadinya penyakit, melindungi dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyakrakat. Sehat 2010 adalah perilaku mencegah dan menanggulangi penyakit dengan kegiatan indonesia imunisasi (Depkes., 2006)

Semua orang tua, tentu berkeinginan supaya anak-anaknya tetap sehat jagankan sakit berat, sakit ringanpun kalau mungkin jangan sampai diderita oleh anaknya. Salah satu upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu penyait adalah dengan jalan memberkan imunisasi, serangkaian imunisasi yang terus di ingatkan hingga saat ini oleh pihak-pihak terkait yang demi menjaga kesehatan anaknya, baik dari segi kesehatan maupun syari’at.

1

Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat terbukti dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi, angka kesakitan bayi menurun 15% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 10% dari angka sebelumnya (Ina Hernawati, 2009)

Di Inonesia penyebab utama kematian bayi adalah tetanus (9,8%) bersama dengan penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi lainnya seperti difreti, batuk rejan dan campak, angka ini menjadi 13% atau sekitar 34.690 bayi setiap tahunnya. (Depkes RI, 2008), untuk Kabupaten Banyuwangi sendiri pada tahun 2002 kasus yang disebabkan oleh penyakit difetri, pertusis dan tetanus adalah 0% dari jumlah cakupan DPT I dan DPT II adalah 90%, sedangkan untuk DPT II ialah 80%, keberhasilan imunisasi ini di karenakan sudah tersebarnya Posyandu dan tenaga kesehatan selain itu peran dari orang tua khususnya ibu-ibu sangat mendukung pelaksanaan imunisasi termasuk didalmnya imunisasi DPT (Survey Demografi, 2009)

Berdasarkan dari data Puskesmas Parijatah Kulon, balita yang mendapatkan imunisasi DPT I sesuai dengan status Universal Child Imunitation (UCI) yaitu sesuai dengan cakupan DPT I minimal 90% dan untuk DPT III minimal 80%. Padahal umumnya sebagiabn besar ibu-ibu masih merasa takut dan enggan membawa anaknya untuk imunisasi ke Posyandu karena alasan bayinya menjadi sakit setelah pemberian imunisasi.

Maka berdasarkan hal di atas maka sangat menarik untuk lebih lanjut sejauh mana tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi DPT I. Dari penelian ini peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi DPT I di Puskesmas Parijatah Kulon Kecaman Srono Kabupaten Banyuwangi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan permasalahan penelitian yaitu Seberapa besarkah tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi DPT I di Puskesmas Parijatah Kulon Kecaman Srono Kabupaten Banyuwangi ?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengidentifikasi seberapa besar tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi DPT I di Puskesmas Parijatah Kulon Kecaman Srono Kabupaten Banyuwangi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Diri Sendiri Atau Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan baru tentang metode penelitian serta mampu mengaplikasikan dalam praktek dan sehingga data dasar untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan efek samping imunisasi DPT I.

2. Manfaat Praktis

Sebagai temuan untuk dapat memberikan gambaran atau informasi sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan mengenai efek samping imunisasi DPT I

3. Manfaat Teoritis

Menerapkan ilmu yang didapatkan dalam meningkatkan perkembangan ilmu kesehatan secara nyata khususnya mengenai efek samping imunisasi DPT dan bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan referensi dalam penelitian selanjutnya.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Dasar Pengetahuan

a. Arti Pengetahuan

Pengetahuan adalah sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencegah masalah yang dihadapinya baik diperoleh dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003 : 10).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo, 2003 : 10) mengenemukakan bahwa pengetahuan yang dicakup dalam domain koqnitis mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (Know)

Artinya kemampuan untuk mengikat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, termasuk diantaranya mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.

2) Memahami (Comprehension)

Artinya kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi secara benar atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Artinya kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real yaitu penggunaan hukum – hukum, rumus – rumus, prinsip dan sebagainya.

4) Analisa (Analisis)

Artinya kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen – kompenen masalah dalam suatu struktur suatu organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Artinya kemampuan untuk menghubungkan bagian – bagian kedalam bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi yang ada misalnya merencanakan dan menyesuaikan terhadap teori yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Artinya kemapuan untuk melakukan penelian terhadap suatu objek. Penilaian tersebut berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang materi yang ingin di ukur dapat di sesuaikan dengan tingkat – tingkat tersebut di atas.

c. Faktor – Faktor yang mempengarui Pengetahuan

Menurut (Nursalam dan Siti Paryani, 2001) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :

1. Faktor Internal

a) Usia

Dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang didapat (Notoatmodjo, 2005 : 13).

b) Pendidikan

Pendidikan sesorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri dan lingkungannya, sehingga akan berbeda sikap orang yang berpendidikan lebih tinggi dan berpendidikan rendah.

c) Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi dimasa lalu.

d) Perkerjaan

Seseorang yang berkerja, pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan banyak mempunyai informasi dan pengalaman.

2. Faktor Eksternal

a) Informasi

Informasi adalah penerangan, pemberitahuan kabar atau berita tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat. Infomasi memberikan pengaruh kepada seseorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut.

b) Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

c) Sosial Budaya

Kebudayaan berpindah dari setiap generasi manusia, setiap generasi selalu melanjutkan apa yang telah mereka pelajari dan juga apa yang mereka sendiri tambahkan dalam budauya tersebut. Kebudayaan juga sebagai jalan arah didalam bertindak dan berpikir sesuai dengan pengalaman yang sudah dimilikinya.

d. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Menurut (Arikunto, 2006) bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitihan atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat – tingkat tersebut diatas sedangkan kualitas pengetahuan pada masing – masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu :

1) Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76 – 100 %

2) Tingkat pengetahuan cukup baik bila skor atau nilai 56 – 76 %

3) Tingkat pengetahuan kurang baik bila skor atau nilai 40 – 55 %

4) Tingkat pengetahuan tidak baik < 40 %

2. Konsep Dasar Imunisasi

a. Pengertian Imunisasi

Imunisasi ialah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada ibu dan anak terhadap penyakit tertentu (Depkes RI,2008)

Imunisasi ialah memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tbuh membuat zat antibody untuk mencegah penyakit tersebut (Salmadjuli, 2008).

Imunisasi ialah cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga kelak bila ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya sakit ringan. (Dr. Kharel, 2007)

Imunisasi DPT adalah upaya untk mendapatkan kekebalan penyakit dengan cara memasukkan kuman difetri, pertusis tetanusyang telah dilemahkan dan dimatikan kedalam tubuh, sehingga tubuh dapat menghasilkan zat anti yang pada saatnya nanti digunakan tubuh untuk melawan kuman atau bibit penyakit tersebut. (Salmadjuli, 2008)

b. Kandungan Vaksin DPT

Vaksin DPT mengandung toksin kuman difteri, dertuns dan tetanus, yang semua kuman tersebut telah dilemahkan ataupun di matikan. Kuman difetri disebabkan oleh sejenis bakteri yang efeknya sangat ganas dan mudah menular.

c. Cara imunisasi DPT

Imunisasi DPT dapat diberikan dengan menyuntikannya dibawah kulit, untuk mendapatkan kekebalan yang baik imunisasi diberikan dengan jalan sebagai berikut :

1. Imunisasi dasar: diberikan 3 kali dengan interval 4 minggu pertama kali diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan.

2. Imunisasi ulang : diberikan dengan vaksin DT pada umur 6 sampi 7 tahun (kelas 1 SD) dan juga diberikan pada umur 12 sampai 13 tahun (kelas 6 SD)

d. Reaksi imunisasi DPT

Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa di tempat suntikan selama 1 smpi 2 hari.

e. Efek samping

Menurut Eka (2008) efek samping Imunisasi DPT yaitu :

1. Panas, kebanyakan anak menderita panas pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT, tetapi panas ini akan sembuh dalam 1-2 hari, bila panas yang timbul lebih dari satu hari sesudah pemberian DPT, bukanlah disebabkan oleh vaksin DPT, mungkin ada infeksi lain yang perlu diteliti lebih lanjut.

2. Rasa sakit didaerah suntikan, sebagian anak merasa nyeri sakit, kemerahan, bengkak ditempat suntikan, bila hal tersebut terjadi setelah suntikan berarti ini disebabkan oleh suntikan DPT, hal ini perlu diberitahukan sesudah imunisasi serta meyakinkan ibu bahwa itu tidak berbahaya dan tidak perlu pengobatan.

3. Peradangan, hal ini mungkin sebagai akibat dari jarum suntik tidak steril, bisa karena tersentuh atau sterilisasi kurang lama ataupun sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan di atas tempat yang tidak seteril.

f. Manfaat imunisasi DPT

Salah satu upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu penyakit adalah dengan jalan memberikan imunisai. Dengan imunisasi ini tubuh akan membuat zat anti dalam jumlah banyak, sehingga anak kebal terhadap penyakit, selain itu manfaat pemberian imunisai DPT adalah :

1) Untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difetri, pertusis (batuk rajan).

2) Apabila terjadi penyakit tersebut, akan jauh lebih ringan dibanding terkena penyakit secara alami (dr A.H.markum, 2008).

Menurut iksan 2008 mamfaat imunisasi adalah

1) Untuk anak adalah mencegah penderitan yang disebabkan oleh penyakit dan memungkinkan cacat atau kematian.

2) Untuk keluarga adalah menghilanganm kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit mendorong pebentukam keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan mengalami masa kanak – kanakyang nyaman.

3) Untuk negara adalah memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.

Secara alamiah sampai batas tertentu tubuh juga memiliki cara membuat kekebalan tubuh sendiri dengan masuknya kuman-kuman kedalam tubuh, namun bila jumlah yang masuk cukup banyak dan ganas, bayi akan sakit, dengan demikian berkembangnya tehnologi dunia kedokteran, sakit berat masih bisa ditanggulangi dengan alat-obat-obatan, namun bagaimanapun juga mencegah adalah jauh lebih baik dari pada pengobatan.

Adapun tujuan dari imunisasi DPT adalah memberikan pada anak untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak terserang beberapa penyakit tersebut. (Dr. A. H. Markum, 2008)

g. Kontra Indikasi

1) Imunisasi DPT tidak boleh diberikan pada anak yang sakit parah dan anak yang menderita penyakit kejang demam komplek.

2) Tidak boleh diberikan kepada anak dengan batuk yang diduga kemungkinan menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada penyakit gangguan kekebalan.

3) Sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya ringan bukan merupakan kontra indikasi yang mutlak (Dr. Kharel, 2007).

h. Jenis-jenis peyakit yag dapat dicegah dengan imunisasi DPT

1) Difteri

Penyakit difetri disebabkan oleh sejenis bakteri, yang sifatnya sangat ganas dan mudah menular, seorang anak akan terjangkit diferti bila ia berhubungan langsung dengan anak lain sebagai penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier), yaitudengan hisapnya perckan udara yang mengandung kuman, bila anak nyata menderita difteri dapat dengan mudah dipisahkan, tetapi seorang karier akan tetap berkeliaran dan bermain dengan temannya karena memang ia sendiri tidak sakit, jadi ditinjau dari segi penularannya, anak karier ini merupakan sumber penularan penyakit yang sulit diberantas, dalam hal inilah perlunya dilakukan imunisasi.

2) Pertusis atau batuk rejan.

Pertusis atau batuk rejan, atau yang lebih dikenal dengan batuk seratus hari, disebabkan oleh kuman, gejalanya sangat khas yaitu anak tiba-tiba batuk keras secara terus menerus, sukar berhenti, maka terjadi merah atau kebiruan, keluar air mata kadang-kadang sampi muntah. Batuk akan berhenti setelah ada suara melengking pada waktu menarik nafas, kemudian akan tampak lebih letih dengan wajah yang lesu, batk semacam ini biasanya terjadi pada malam hari.

3) Tetanus.

Penyakit tetanus masih terdapat diseluruh dunia, karena kemungkinan anak untuk mendapat luka tetap ada, misalnya terjatuh, luka tusuk, luka bakar, gigitan biantang, gigi berlubang, luka tersebut meruakan pintu masuk kuman, kuman ini akan berkembang baik dan membentuk racun yang berbahaya, racun inilah yang merusak sel susunan syaraf pusat tulang belakang yang menjadi dasar timbulnya gejala penyakit (Dr. A.H. Markum, 2008).

I. Jadwal pemberian Imunisasi

No

Jenis Vaksin

Jumlah Vaksin

Selang waktu

Sasaran

1

BCG

1 Kali

_

Bayi 0 – 11 bulan

2

DPT – HB

3 Kali (DPT + HB Polio 1,2,3)

4 minggu

Bayi 2 ­- 11 bulan

3

Polio

4 Kali (Polio 1,2,3,4)

4 minggu

Bayi 0 - 11 bulan

4

Campak

1 kali

_

Anak 9 – 11 bulan

Catatan penting

1. Hasil imunisasi bisa obtimal jika diberikan tepat waktu jika sesuai jadwal.

2. Pada dasarnya imunisasi anak untuk diberikan namun ada beberapa kondisi dimana imunisasi tidak diberikan atau ditunda pemberiannya.

a. Sakit demam tinggi atau sakit berat

b. Anak menderita gangguan kekebalan tubuh, misalnya pada orang yang minum obat yang menurun daya tahan tubuh dalam waktu lama contoh prednisone, kanker darah, infeksi HIV/AIDS (lusi wardani, 2008).

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005 : 58).

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas tentang efek samping imunisasi DPT maka peneliti membuat kerangka konsep sebagai berikut :

Tingkat Pengetahuan


Ibu yang mempunyai bayi usia > 2 bulan sampai 11 bulan.

1. Tahu

2. Memahami

3. Aplikasi

Text Box: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Text Box: 4.	Analisis 5.	Sintesis 6.	Evaluasi

Efek samping Imunisasi DPT 1

Text Box: 1.	Faktor Internal a.	Usia b.	Pendidikan c.	Pengalaman d.	Pekerjaan 2.	Faktor Eksternal a.	Informasi b.	Lingkungan c.	Sosial Budaya


Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik


Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Mempengaruhi

Sumber: Noyotmodjo (2005) dan Arikunto (2006)

Gambar 2.1: Kerangka konseptual tentang tingkat pengetahuan ibu tentang

efek samping imunisasi DPT1

Dalam penelitian kerangka konsep variabel yang tidak diteliti faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari usia, pendidikan, pengalaman, pekerjaan, sosial budaya. Sedangkan variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan yang meliputi tahu, memahami, aplikasi.


BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Rancang penelitian ini adalah suatu yang vital dalam penelitian yang memungkinkan memaksimumkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi validity suatu hasil (Nursalam,2001 : 79).

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskriptif tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo,2005:138).

Dalam penelitiam ini peneliti menggunakan metode penelitian diskriptif yaitu menggunakan tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi DPT 1.

B. Variabel

Variabel penelitian adalah suatu variabel yang digunakan sebagai ciri atau sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu atau variabel penelitian (Notoadmojo,2005:70).

1. Jenis variabel

Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi DPT 1.

2. Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel – variabel diamati atau diteliti, perlu sekali variabel – variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional.

Definisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel – variabel yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo,2005 : 25).

Tabel 3.1 Devinisi Operasional Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Efek Saping Imunisasi DPT1 Di Puskesmas Parijatah kulon Kecamatan srono Kabupaten Banyuwangi.

Variabel

Definisi Operasional

Kriteria

Skala

Tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping DPT I

Segala sesuatu yang diketahui ibu tentang efek samping imunisasi DPT 1, diukur dengan menanyakan langsung dengan pengisian quesioner yang diisi oleh responden.

1) Baik ( skor 76 – 100% )

2) Cukup baik ( skor 56 – 76%)

3) Kurang baik ( skor 40 -55%)

4) Tidak baik ( skor <>

( Arikunto)

Ordinal

C. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo,2005:79).

Populasi yang digunakan dalam peneltian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia > 2 bulan sampai 11 bulan di Puskesmas Parijatah Kulon. Dari data Puskesmas bulan Mei-Juli tercatat jumlah bayi yang sudah mendapatkan Imunisasi DPT 1 sejumlah 40 orang.

D. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005: 79). Pada penelitian ini sampel adalah ibu yang mempunyai bayi usia > 2 bulan sampai 11 bulan dan yang sudah mendapatkan Imunisasi DPT 1 karena populasinya <>40 responden. Teknik pengambilanya dengan menggunakan total sampling.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Parijatah Kulon Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan daerah tersebut didasarkan pada kurangnya pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi DPT .

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan mulai tanggal 28 Juli sampai dengan 12 Agustus 2009.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan maka peneliti memoperoleh dengan cara peneliti terlebih dahulu meminta surat pengantar dari institus, setelah mendapat persetujuan dari kepala puskesmas, peneliti mulai melakukan pengumpulan data. Dalam penelitian menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, teknik pengumpulan data yang didapat berupa questioner. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah dengan menyediakan pertanyan kepada sejumlah objek ( Notoatmodjo,2005).

Dalam pengumpulan data pada penelitian digunakan alat berupa kuesioner pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi DPT1, bila jawaban benar diberi nilai 1, bila jawaban salah diberi nilkai 0 ( Yanto dan Umi,2009).

Sebelum peneliti membuat inform concent ( persetujuan ) terlebih dahulu kepada responden bahwa responden bersedia akan dilakukan penelitian setelah responden setuju baru peneliti membagikan kuesioner tersebut yang berisi daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis.

G. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing

Memeriksa kembali data yang telah terkumpul melalui quesioner dan memastikan semua jawaban responden terisi sesuai pertanyaan. Selama pengisian quesioner peneliti mendampingi sehingga apabila hal-hal yang kurang jelas dapat langsung ditanyakan kepada peneliti. Setelah quesioner diisi oleh responden, dikumpulkan kembali pada peneliti untuk diperiksa.

b. Coding

Quesioner yang telah terkumpul diberi tanda sesuai dengan kategori yang telah disediakan, dalam penelitian ini untuk responden 1 diberi kode R1 dan seterusnya. Hal ini untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi.

c. Tranfering

Memindahkan jawaban dalam media tertentu.

d. Tabulating

Yaitu menyusun data dalam bentuk tabel-tabel.

Setelah dilakukan editing, coding, tranfering maka dilakukan tabulasi kemudian data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis dan disajikan dalam bentuk prosentasekan menggunakan rumus, untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang efek samping imunsiasi DPT 1.


Keterangan :

P : Prosentase

F : Frekuesi

N : Jumlah pertanyaan

Setelah diketahui prosentasenya maka dimasukkan dalam criteria

a. Baik : 76 – 100%

b. Cukup baik : 56 – 75%

c. Kurang baik : 40 - 55%

d. Tidak baik : <>

( Arikunto, 2006)

G. Etika Penelitian

Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh bertentangan dengan etika. Tujuan harus etis dalam penelitian mendapatkan surat pengantar dari Poltekes Mojopahit Mojokerto untuk melaksanakan penelitian di Puskesmas Parijatah Kulon. Setelah perijinan peneliti segera melaksanakan penelitian dengan etika sebagai berikut :

1. Lembar persetujuan menjadi Responden

Lembar persetujuan menjadi responden ini diberikan kepada Responden sebelum diberikan quesioner, jika Responden bersedia diteliti maka diminta tanda tangan di lembar persetujuan tersebut, tetapi tidak bersedia maka peneliti menghormati hak-hak Responden.

2. Anoniminity ( tanpa nama )

Nama ibu yang bersedia menjadi Responden tidak perlu di cantumkan pada lembar pengumpulan data.

3. Konfidentiality ( karakteristik )

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subjek dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan pada hasil penelitian.

H. Keterbatasan Penelitian

Waktu penelitian yang terbatas mempengaruhi jumlah sampel yang di dapat sehingga hasilnya kurang maksimal.


BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juli sampai 12 Agustus 2009 di Puskesmas Parijatah Kulon Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imuniasasi DPT pada bayinya. Kuesioner dibagikan kepada ibu-ibu yang mempunyai bayi usia > 2 bulan sampai 11 bulan yang sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi DPT 1 melalui kegiatan Posyandu, yang didapatkan sebanyak 40 responden.

Adapun data yang disajikan terdiri dari 2 bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik responden yang meliputi : umur, pekerjaan, dan pendidikan. Sedangkan data khusus merupakan karakteristik responden ibu berdasarkan tingkat pengetahuan.

1. Gambaran Umum lokasi penelitian

Puskesmas parijatah kulon terletak di Parijatah.

Batasan wilayah Puskesmas Parijatah Kulon yaitu :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Paiton Kecamatan Srono.

b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pekulo Kecamatan Srono.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kepundungan Kecamatan Srono.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Alasmalang Kecamatan Rogodjampi.

Tenaga kesehatan di Puskesmas Parijatah Kulon antara lain :

a. Dokter Umum : 1 orang

b. Dokter Gigi : 1 orang

c. Bidan : 8 orang

d. Perawat : 6 orang

e. Staf TU : 3 orang

Data Umum

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi ibu berdasarkan umur di Puskesmas

Parijatah Kulon Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi tanggal 28 Juli sampai 12 Agustus 2009.

Tingkat Umur

Frekuensi

Prosentase (%)

<>

20 – 35

> 35

15

25

10

12,5

62,5

25

Jumlah

40

100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa ibu yang berumur <> 35 tahun sebanyak 10 orang dengan prosentase (25 %).

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi ibu berdasarkan pendidikan di

Puskesmas Parijatah Kulon Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi tanggal 28 Juli sampai 12 Agustus 2009.

Tingkat Pendidikan

Frekuensi

Prosentase %

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

9

13

15

3

22,5

30

37,5

7,5

Jumlah

40

100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pendidikan ibu tingkat SD sebanyak 9 orang dengan prosentase (22,5 %), tingkat pendidikan SMP sebanyak 13 orang dengan prosentase (30 %), tingkat pendidikan SMA sebanyak 15 orang dengan prosentase (37 %) tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 3 orang dengan prosentase (7,5 %).

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi ibu berdasarkan pekerjaan di

Puskesmas Parijatah Kulon Kecamatan Srono Kabupaten

Banyuwangi tanggal 28 Juli sampai 12 Agustus 2009.

Tingkat Pekerjaan

Frekuensi

Prosentase (%)

Ibu rumah tangga

Tani

PNS

Swasta

25

11

0

4

62,5

27,5

0

10

Jumlah

40

100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 25 orang dengan prosentase (62,5 %), ibu yang bekerja sebagai tani 11 orang dengan Prosentase (27,5%), sedangkan ibu yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 4 orang dengan prosentase (10 %).

2. Data Khusus

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping Imunisasi DPT di Puskesmas Parijatah Kulon Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi tanggal 28 Juli sampai 12 Agustus 2009.

Pengetahuan

Frekuensi

Prosentase (%)

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

29

10

1

-

72,5

25

2,5

-

Jumlah

40

100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu kurang baik sebanyak 1 orang dengan prosentase (2,5 %), tingkat pengetahuan ibu cukup baik sebanyak 10 orang dengan prosentase (25 %), tingkat pengetahuan ibu baik sebanyak 29 orang dengan prosentase (72,5 %).

Tabel 4.5 Tingkat pengetahuan ibu di Puskesmas Parijatah Kulon

Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi tanggal 28 Juli sampai 12 Agustus 2009.

Tingkat Pengetahuan

Jumlah Responden

Frekuensi

Prosentase (%)

Tahu

Memahami

Aplikasi

40

40

40

31

23

17

77,5

57,5

42,5

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ibu mencapai yang berjumlah 31 dengan prosentase (77,5 %). Memahami yang berjumlah 23 dengan prosentase (57,5 %). Aplikasi yang berjumlah 17 dengan prosentase (42,5 %).

Tabel 4.6 Distribusi tingkat pengetahuan ibu berdasarkan

pendidikan Responden di Parijatah Kulon Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi tanggal 28 Juli sampai 12 Agustus 2009.

Tingkat Pengetahuan

Pendidikan

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

Total

Frek

%

Frek

%

Frek

%

Frek

%

Frek

%

Tidak Baik

Kurang Baik

Cukup Baik

Baik

-

1

5

3

2,5

12,5

7,5

3

10

7,2

25

2

13

5

32,5

3

7,5

-

1

10

29

2,5

25

72,5

Berdasarkan kriteria tingkat pengetahuan ibu baik (76% – 100%), cukup baik (56% - 75%), kurang baik (40% - 55%), tidak baik < 40%. Didapatkan pada tabel di atas bahwa tingkat pengetahuan ibu baik : berpendidikan SD sebanyak 3 orang (7,5%), berpendidikan SMP sebanyak 10 orang (25%), berpendidikan SMA sebanyak 12 orang (35%), pendidikan perguruan tinggi 3 orang (7,5%). Pengetahuan ibu cukup baik berpendidikan SD sebanyak 5 orang (12,5%), berpendidikan SMP sebanyak 3 orang (7,2%), berpendidikan SMA sebanyak 2 orang (5%). Sedangkan pengetahuan ibu kurang baik berpendidikan SD sebanyak 1 orang (2,5%).

B. Pembahasan

Tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi DPT 1 di Puskesmas Parijatah Kulon Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi.

Berdasarkan analisa dan interprestasi data yang didapat bahwa sebagian besar berpengetahuan baik yaitu 15 responden (35,5%) hasil analisa didukung oleh umur responden. Dari data dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 20 – 35 tahun yaitu 25 responden (62,5%) dan responden berumur > 35 tahun yaitu 10 responden (25%) dan responden berumur <>

Hasil analisis juga dipengaruhi oleh pendidikan responden. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu 15 responden (37,5%), berpendidikan SMP yaitu 13 responden (30%), berpendidikan SD sebanyak 9 responden (22,5%), dan akademik / perguruan tinggi sebanyak 3 orang (7,5%). Menurut Nursalam (2001) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Responden yang berpendidikan tinggi akan mudah menyerap informasi, sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki lebih tinggi namun sebaliknya orang tua yang berpendidikan rendah akan mengalami hambatan dalam menyerap informasi sehingga ilmu yang dimiliki juga lebih rendah yang berdampak pada kehidupannya. Hal ini dikarenakan informasi mengenai efek samping imunisasi DPT adalah infomasi khusus yang tidak dapat di bangku sekolah dan perguruan tinggi umum kecuali sekolah kesehatan. Adapun infomasi mengenai efek samping imunisasi DPT bisa diperoleh melalui penyuluhan kesehatan atau melalui tenaga kesehatan baik di Puskesmas atau Posyandu.

Faktor lain disebabkan karena status pekerjaan yaitu bekerja sehingga menyebabkan responden tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mendapatkan informasi disebabkan karena kesibukannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh Kontjoroningrat yang dikutip oleh Nursalam dan Pariani (2001), menyebutkan bahwa bekerja umumnya pekerjaan yang menyita waktu untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang benar.

Berdasarkan analisa yang didapat bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pengertian imunisasi DPT dan efek samping imunisasi yang ditimbulkan oleh imunisasi DPT 1 yaitu berpengatahuan baik sebanyak 29 responden (72,5%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang benar pada kuesioner tentang pengertian imunisasi. Pencapaian pengetahuan baik di atas disebabkan oleh pendidikan responden yang cukup tinggi dan adanya pengalaman serta informasi tentang efek samping imunisasi DPT 1. Meskipun ada responden yang berpendidikan SMP namun pernah mendapat informasi baik dari penyuluhan dan mempunyai pengalaman tentang efek samping imunisasi DPT hal ini disebabkan oleh informasi yang didapat menurut Notoadmojo (2005).

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Setelah mengetahui dan mempelajari hasil penelitian melalui analisa data dan pembahasan, pada bab ini akan diuraiakan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang berjudul “ Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping Imunisasi DPT I Di Puskesmas Parijatah Kulon Kecamatan Srono”.

A. Simpulan

Dari hasil penelitian diketahui lebih bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi DPT 1 di Puskesmas Parijatah Kulon Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi, lebih dari 50% tingkat pengetahuannya baik yaitu 29 responden (72,5%).

B. Saran

Dengan hasil penelitian tersebut, maka untuk lebih mengoptimalkan peran serta dan partisipasi orang tua terhadap kegiatan pemberian imunisasi bayinya diperlukan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat atau responden

Diharapkan untuk mencari informasi tentang efek samping dan jadwal pemberian imuisasi DPT harus tetap disosialisasikan lebih luas.

2. Bagi peneliti

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam lagi tentang efek samping imunisasi DPT 1.

3. Bagi petugas atau Instansi kesehatan

Diharapkan dari tenaga kesehatan tetap mempertahankan dan memberikan penyuluhan serta pemberian imunisasi, khusunya imunisasi DPT sehingga bayi berumur 1 tahun sudah lengkap mendapatkan imunisai.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik).Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2003). Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Notoatmojo. S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suyanto dan Umi Salmah, (2009). Riset Kebidanan, Mitra Cendikia Press. Yogyakarta

Tim Poltekes Mojopahit Mojokerto, (2009). Buku Pedoman Penyusunan Karya Ilmiah

Nur Salam. (2001). Penerapan Metodologi. Jakarta, Salemba Media.

Dr. Karel . (2007) Tumbuh Kembang Anak dan Imunisasi, Jakarta.

Depkes, (2006) Pelayanan Kesehatan

Nursalam. (2003) Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta, Salemba Medika.

http://inahernawati,wordpress.com/2008/05 diakses 8 Juni 2009

http://survedomografi.com/node/3810 di akses 2 Juni 2009

http://dr A.H. Markum, blogspot.com/2008/04/imunisasi diakses 5 Juli 2009

http://salmadjuli/kesehatan, infoguwe.com/2008/imunisasi diakses 11 Mei 2009

http://Eka.punk.blogspot.com/2007/imunisasi DPT diakses 12 Mei 2009

http://.lusiwardani,infoibu.com/2008/jadwalimunisasi, diakses 18 juni 2009

http://.iksan, pediatrik.com/2008/beritaimunisasi, diakses 25 juni 2009



Tidak ada komentar:

Posting Komentar