Selasa, 11 Mei 2010

KTI SIKAP WANITA DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN FISIK PADA MASA PREMENOPAUSE DI DESA KAJARHARJO KECAMATAN KALIBARU KABUPATEN BANYUWANGI

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Premenopause menjadi hal yang ditakutkan oleh wanita, karena banyak rumor yang mengatakan bahwa menuju kemasa ini wanita akan mengalami berbagai macam gejala yang tidak menyenangkan. Secara medis istilah premenopause adalah suatu kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki masa penuaan yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon estrogen ovarium yang sangat berperan dalam hal reproduksi dan seksualitas. (Siswono, 2008)

Perubahan premenopause yang terjadi sebelum berlangsungnya masa menopause yaitu sejak fungsi reproduksinya mulai menurun sampai timbulnya keluhan atau tanda-tanda menopause. Pada masa premenopause hormon progesteron dan estrogen masih tinggi, tetapi semakin rendah ketika memasuki masa premenopause dan post menopause. Keadaan ini berhubungan dengan fungsi indung telur yang terus menurun. Penurunan kadar estrogen tersebut sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktifitas kehidupan para wanita bahkan mengancam kebahagiaan rumah tangga. (Siswono, 2008)

1

Purwatyastuti (2008) mengemukakan bahwa sindroma premenopause dan menopause dialami oleh banyak perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia. Menurut data salah satu peneliti gejala yang paling banyak dilaporkan adalah 40% merasakan hot flashes, 38% mengalami

sulit tidur, 37% merasa cepat lelah dalam bekerja, 35% sering lupa, 33% mudah tersinggung, 26% mengalami nyeri pada sendi dan merasa sakit kepala yang berlebihan 21% dari seluruh jumlah wanita premenopause.

Perubahan yang dialami seorang wanita menjelang premenopause adalah perubahan fisik dan psikologis. Perubahan fisik yang terjadi meliputi vasomotor hot flashes, perubahan pada kulit, kekeringan vagina berkeringat dimalam hari, sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan tulang, badan menjadi gemuk dan perubahan psikologis pada masa premenopause meliputi mudah tersinggung, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang, lemas dan depresi, ada juga wanita yang merasa kehilangan harga dirinya karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka juga merasa tidak dibutuhkan lagi oleh suami dan anak-anak mereka serta merasa kehilangan feminitas karena fungsi reproduksi yang hilang. (Hurlock, 2008)

Untuk mengatasi gejala-gejala premenopause dan menghilangkan kecemasan dan kekhawatiran pada saat memasuki masa premenopause dan menopause adalah dengan kenali gejala-gejalanya dan atasi dengan bijak serta penting bagi wanita untuk sering berfikir positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami. Tentunya sikap positif ini bisa muncul jika diimbangi oleh informasi atau pengetahuan yang cukup serta kesiapan fisik, mental dan spiritual yang dilakukan pada masa sebelumnya, “Masa lalu adalah masa kini dan masa yang akan datang” ketika masa ini datang keluhan-keluhan ketidaknyamanan maupun yang menyakitkan dapat dikurangi bahkan ditiadakan. (Purwatyastuti, 2008)

Oleh karena itu berdasarka pada masalah diatas maka peneliti terdorong untuk mengetahui bagaimana sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenaopause di Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenopause di Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui atau mengidentifikasi sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenopause di Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

D. Manfaat Penelitian.

1. Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pemehaman dan pengetahuan tentang sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenopause.

2. Manfaat secara praktis

Meningkatkan kualitas pengetahuan kesehatan khususnya wanita premenopause.

3. Manfaat Secara Teoritis

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai wanita premenopause

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kerangka Konsep Sikap

a. Arti Sikap

1) Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau obyek. (Notoatmodjo, 2003:130)

2) Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan (Azwar, 2008)

b. Komponen sikap

Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh yaitu:

1) Komponen kongnitif

Komponen kongnitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap.

2) Komponen afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional obyek seseorang terhadap suatu obyek sikap.

3) Komponen prilaku

Komponen prilaku merupakan aspek kecenderungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang

4

(Notoatmodjo, 2003:131)

c. Tingkatan sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :

1) Menerima (receiving) yang diartikan bahwa orang (subyek) dan memperhatikan stimulasi yang diberikan (obyek).

2) Merespon (responding) memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3) Menghargai (valuing) yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan sesuatu, suatu indikasi dari sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko, merupakan sikap yang paling tinggi.

(Notoatmodjo, 2003:130)

d. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung yang dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat di lakukan dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis kemudian dinyatakan dengan pendapat responden. (Notoatmodjo, 2003:130)

Skala sikap ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angka-angka yang menggunakan alternatif jawaban yang menggunakan peningkat yaitu setiap kolom menunjukkan letak nilai. Maka sebagai konsekuensinya setiap centangan pada kolom jawaban menunjukkan nilai tertentu. Dengan demikian, maka analisa data dilakukan dengan mencermati banyaknya centangan dalam setiap kolom yang berbeda nilainya, lalu mengalihkan frekuensi pada masing-masing kolom yang bersangkutan. Disini peneliti hanya menggunakan 2 pilihan yaitu:

a. Setuju (S)

b. Tidak Setuju (TS)

Kemudian data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis dan disajikan dalam bentuk presentase menggunakan rumus. Untuk menilai sikap wanita terhadap perubahan fisik yang menyertai gangguan premenopause adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P = Presentase

f = Nilai yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimal jika dijawab baik

Selanjutnya dimasukkan pada kriteria obyektif untuk menilai sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenopause yaitu:

Positif : 50-100%

Negatif : <>

(Arikunto, 2006)

2. Kerangka Konsep Premenopause dan Menopause

a. Arti Premenopause dan Menopause

1) Premenopause adalah sebagai permulaan transisi klimakterium yang dimulai 2-5 tahun sebelum menopause.

2) Premenopause adalah kondisi fisiologis pada wanita yang telah memasuki proses penuaan yang ditandai dengan menurunya kadar hormon estrogen ovarium yang sangat berperan dalam hal seksual, premenopause ini sering menimpa wanita yang berusia menjelang 40 tahun. (Purnomobasuki, 2008)

3) Menopause adalah Periode berhentinya haid dan 1 tahun berikutnya tidak pernah haid lagi serta hormon-hormon kelamin wanita menghilang cepat dan hampir tidak ada. (Kamus Istilah Kebidanan, 2005,115)

4) Menopause adalah waktu dari kehidupan seorang wanita saat masa haidnya berakhir. Ini terjadi Karena dia tidak lagi menghasilkan estrogen yang cukup untuk mempertahankan jaringan yang responsif dan suatu cara yang fisiologik aktif. Pada sebagian besar wanita, menopause terjadi antara umur 50 dan 55 tahun dan rata-rata pada umur 51 tahun. Tetapi sebagian wanita mencapai menopausenya pada dasawarsa keempat. Sementara sebagian kecil mungkin masih mengalami haid hingga mereka berumur 60 tahun. (Hacker / Moore, 2001:589)

b. Perubahan dan keluhan pada masa premenopause dan menopause

1) perubahan fisik

a) Gejolak Rasa Panas

Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama 2-3 menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat mengganggu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi. .

b) Kekeringan Vagina

Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme.

c) Perubahan Kulit

Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas dan terjadi pigmentasi pada wajah.

d) Keringat di Malam Hari.

e) Sulit tidur Insomnia

lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat di malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.

f) Perubahan Pada Mulut

Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.

g) Kerapuhan Tulang

Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur.

h) Badan Menjadi Gemuk

Banyak wanita yang menjadi gemuk selama menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan dan kurang berolahraga.

2). perubahan psikologis

Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika premenopause dan menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang, cemas dan depresi. Ada juga wanita yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang.

Dalam menyikapi perubahan-perubahan diatas para wanita mempunyai pandangan masing-masing dan peran suami juga sangat dibutuhkan disini yaitu:

a) Pandangan positif atau negatif

Dalam segi kehidupan apapun tanggapan sesuatu baik atau buruk sifatnya bisa sangat unifersal atau individual, dalam menyikapi dirinya yang akan memasuki masa premenopause beberapa wanita menyambutnya dengan biasa.

b) Peran suami

Bagaimana caranya agar masa transisi ini dapat berjalan mulus, bagaimana teman hidup atau anggota keluarga yang lain dapat memberi dukungan pada masa transisi dalam kehidupan seorang wanita. (Hurlock, 2008)

c. Pengobatan yang tersedia

1) Dixarit

Untuk muka kemerahan dan sakit kepala yang ringan yang menyebapkan kemungkinan terjadinya kemerahan itu.

2) Ky jelly

Untuk kekeringan vagina, jelly ini dapat dibeli ditoko obat tanpa resep.

3) obat penenang

Anti depresi (yang diberikan untuk mengangkat depresi) dan obat tidur, Obat-obat tersebut disaat mereka mengalami hari-hari kelabu dan memerlukan alat untuk menolong mereka mengatasinya kadang anti depresi dapat membantu untuk sementara tetapi tidak membantu menghilangkan gejala-gejala menopause.

4) Vitamin

Beberapa mengatakan bahwa vitamin telah membantu mereka salama menopause.

(Hurlock, 2008)

B. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmodjo S. 2005:69)

Kerangka konseptual dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Sikap positif dan negatif terhadap masa premenopause


Gambar 2.1 Skema tentang sikap wanita dalam mnenghadapi perubahan fisik pada masa premenopause.

Sumber :Hurlock, 2008 dan Notoatmodjo, 2003:131

Keterangan

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Pada kerangka konsep diatas menerangkan bahwa wanita premenopause memiliki beberapa tanda dan gejala antara lain pada perubahan fisik terdapat hot flashes, kekeringan vagina, perubahan kulit, keringat dimalam hari, sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan tulang, badan menjadi gemuk dan pada perubahan psikologis seperti mudah tersinggung, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang, cemas, dan depresi. Perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi sikap ibu premenopause.

Sikap memiliki 3 komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif, dimana ketiganya secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh, selain itu sikap juga dipengaruhi oleh pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi yang akhirnya akan menggambarkan sikap orang terhadap obyek sikap yang bersifat positif atau negatif.

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang-bangun Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah suatu metode penelitian deskriptif yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran suatu keadaan secara obyektif. (Notoatmodjo, 2005:138)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain deskriptif yaitu peneliti ingin mengetahui sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenopause yang dilaksanakan di Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.

B. Variabel

variabel penelitian adalah suatu variabel yang digunakan sebagai ciri / sifat / ukuran yang dimiliki / didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu / variabel penelitian. (Notoatmodjo S.2005:70)

1. jenis variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variable tunggal yaitu sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenopause.

2. Definisi operasional variabel

Definisi operasional menjelaskan semua variabel dan istilah yang digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga memudahkan pembaca atau penguji dalam mengingatkan makna penelitian. (Suyanto, 2009:25)

14

Definisi operasional

VARIABEL

DEFINISI OPERASIONAL

KRITERIA

SKALA

Sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenopause

Respon atau reaksi wanita dalam menghadapi perubahan fisik yang menyertai gangguan premenopause, diukur dengan menanyakan langsung dengan panduan kuesioner.

(Notoatmodjo, 2003:130)

Positif

50-100%

Negatif

<>

( Arikunto, 2006)

Nominal

C. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130))

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh wanita premenopause di Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi sebanyak 955 wanita premenopause.

D. Sampel

Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. (Arikunto,

2006:131)

Jika subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi, tetapi jika subjeknya lebih dari 100 diambil 10-15% atau 20-25%. Dalam penelitian ini sampelnya adalah 96 wanita premenopause. (Arikunto, 2006:134)

1. Kriteria Sampel

a. kriteria inklusi

merupakan karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang akan diteliti. (Nursalam, 2003)

dalam penelitian ini kriteri inklusinya adalah

1) Wanita premenopause usia 40 - 49 tahun

2) Wanita yang bersuami atau tidak bersuami

3) Wanita sehat atau sakit

4) Bersedia menjadi responden

5) Bisa baca tulis

b. kriteria eklusi

menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteri inklusi dari studi karena berbagai sebab. (Nursalam, 2003)

dalam penelitian ini kriteria eklusinya adalah

1) Wanita premenopause yang tidak bersedia menjadi responden

2) Wanita premenopause yang tidak ada pada saat pengambilan sampel

2. Besarnya Sampel

Besar kecilnya sampel atau banyak sedikitnya sampel yang diambil dari populasi. (Notoatmodjo, 2005:75)

Besarnya sampel yang diambil dari populasi adalah jika populasi berjumlah 955 wanita premenopause maka di ambil 10% dari jumlah populasi yaitu 96 wanita premenopause.

3. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. (Nursalam, 2003:97)

Dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling yaitu suatu pemilihan sampel yang paling sederhana yang merupakan jenis probability sampling bahwa setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. (Notoatmodjo, 2005:85)

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi, pemilihan daerah tersebut didasarkan pada kurangnya pengetahuan wanita tantang perubahan fisik yang menyertai gangguan premenopause yang dapat mepengaruhi sikap wanita. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juli – Agustus 2009.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan dikumpulkan dengan cara menyebar kuesioner pada responden sesuai dengan kriteria yang digunakan, yang sebelumnya diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian, dijelaskan tentang cara pengisian kuesioner, setelah mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh peneliti, kemudian responden dipersilahkan untuk mengisi kuesioner, setelah kuesioner selesai dikerjakan, dikumpulkan kembali pada peneliti untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data dari uji coba alat pengumpulan data (check list) yang dilakukan responden, kemudian dihitung validitas dan realibilitasnya. (Airkunto, 2006;222)

G. Teknik Analisa Data

1. Editing

Memeriksa kembali semua data yang telah terkumpul melalui kuesioner dan memastikan semua jawaban responden terisi sesuai pernyataan, selama pengisian kuesioner peneliti mendampingi sehingga apabila hal-hal yang kurang jelas dapat langsung ditanyakan kepada peneliti. Setelah kuesioner diisi oleh responden, dikumpulkn kembali pada peneliti untuk diperiksa.

2. Koding

Memberikan kode pada jawaban responden dengan memberi kode 1,0 sesuai dengan kategori setuju dan tidak setuju.

3. Transfering

Memindahkan jawaban dalam media tetentu (master sheet).

4. Tabulating

Yaitu menyusun data dalam bentuk tabel-tabel (dummy table).

Setelah dilakukan editing, koding, transfering maka dilakukan tabulasi Kemudian data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis dan disajikan dalam bentuk presentase menggunakan rumus. Untuk menilai sikap wanita terhadap perubahan fisik yang menyertai gangguan premenopause adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P = Presentase

f = Nilai yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimal jika dijawab baik

Selanjutnya dimasukkan pada kriteria obyektif untuk menilai sikap wanita dalam menghadapi perubahan pada masa premenopause yaitu:

Positif : 50-100%

Negatif : <>

H. Etika Penelitian

Penelitian ini melibatkan obyek manusia maka tidak boleh bertentangan dengan etika agar responden dapat terlindungi, untuk itu perlu adanya ijin dari kepala desa Kajarharjo Kecamatan Kajarharjo Kabupaten Banyuwangi, dan rekomendasi dari ketua program Sudi Kebidanan Majapahit Mojokerto. Setelah mendapatkan persetujuan penelitian dilakukan dengan menggunakan etika sebagai berikut:

a. Lembaran Informed consent

Diberikan kepada ibu sebelum penelitian agar dapat mengetahui maksud penelitian.

b. Anonimity (tanpa nama)

Pada lembaran pengumpulan data, nama responden tidak dicantumkan hanya diberi kode.

c. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiaan oleh peneliti.

I. Keterbatasan

Dalam melaksanakan penelitian ini terdapat keterbatasan penulis antara lain kemampuan penulis dalam melaksanakan penelitian masih kurang, khususnya dalam pengolahan, analisa data dan waktu penelitian yang terbatas juga mempengaruhi hasil penelitian sehingga hasilnya kurang maksimal.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi yang bertujuan untuk mengetahui sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenopause. Data diambil pada bulan Juli–Agustus 2009 dengan jumlah responden sebanyak 96 wanita premenopause yang berusia antara 40-49 tahun. Dengan batasan wilayah:

a. Sebalah utara berbatasan dengan hutan Gunung Raung.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan sungai kalibaru dan perkebunan glenfalog glenmore.Sebelah barat berbatasan dengan kaibaru wetan.

c. Ssebelah timur berbatasan dengan desa tegalharjo dan krikilan.

Desa kajarharjo dipimpin oleh 1 orang kepala desa, terdiri dari 6 dusun 74 RT dan 18 RW, sarana dan prasarana yang ada didesa ini antara lain ada 6 masjid, 5 bangunan sekolah dasar, 6 bangunan TK, 2 pondok bersalin dan terdapat 2 bidan desa.

21


2. Sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenopause

Dari hasil pengisian kuesioner, dilakukan tabulasi data dengan menggunakan tabel distribusi yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase dan narasi. Dari table penelitian tentang sikap didapatkan data sebagai berikut:

Table 4.1 Penilaian sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenopause di Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru Tahun 2009.

Penilaian

Frekuensi

Prosentase

Positif

Negatif

71

25

73.96%

26.04%

Jumlah

96

100%

Sumber penelitian : Data penelitian 2009

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa yang menunjukkan sikap positif sebanyak 71 (73,96%) responden dan yang menunjukkan sikap negatif sebanyak 25 (26,04%) responden.

Table 4.2 komponen sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenoause di Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru Tahun 2009.

Aspek sikap

Indikator

Jumlah responden

Frekuensi

prosentase

Kgnitif

a. Pengertian

b. Penyebab

c. Gejala klinis

d. Perubahan

96

96

96

96

77

50

43

59

80,20%

52,08%

44,80%

61,46%

Afektif

a. Masalah

b. Tanda bahaya

96

96

45

96

46,88%

100%

Konatif

Penanganan

96

71

73,96%

Sumber penelitian : Data penelitian 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa yang menunjukkan komponen kognitif dengan indikator pengertian sebanyak 77 responden (80,20%), indikator penyebab 50 responden (52,08%), gejala klinis 43 responden (44,80%), perubahan 59 responden (61,46%), yang menunjukkan komponen afektif dengan indikator masalah sebanyak 45 responden (46,88%), tanda bahaya 96 responden (100%) dan yang menunjukan kmponen konatif dengan indikator penanganan sebanyak 71 responden (73,96%).

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian diambil 10% wanita premenopause sebagai responden dari jumlah populasi yaitu 955 wanita premenopause yang diantaranya termasuk dalam kriteria eklusi yaitu para wanita premenopause yang tidak bersedia untuk diteliti dan para wanita premenopause yang tidak ada pada saat pengambilan sampel. Sehingga pada penelitian ini jumlah sampel yang diteliti atau yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak 96 wanita premenopause.

Berdasarkan table 4.1 didapatkan 71 wanita premenopause (73,96%) yang menunjukkan sikap positif dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenoause dan 25 wanita premenopause (26,04%) yang menunjukkan sikap negatif.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa wanita premenopause yang sikapnya dalam kategori positif lebih banyak dibandingkan dengan kategori negatif. Ini terbukti dari hasil jawaban pertanyaan kuesioner yang dijawab dengan benar sehingga berdampak pada sikap wanita itu sendiri.

Sikap wanita tentang perubahan fisik pada masa premenopause berbeda-beda, hal ini dapat mempengaruhi para wanita untuk berfikir positif atau negatif dalam menanggapi perubahan fisik pada masa premenopause. Lebih dari separuh jumlah responden yaitu 71 wanita premenopause (73,96%) menunjukkan sikap positif. Dari jumlah kuesioner yaitu 20 pernyataan yang paling bayak menunjukkan sikap positif adalah pernyataan tentang terjadinya perubahan fisik dan emosi pada masa premenopause, mengalami peningkatan berat badan, cemas jika darah yang keluar melebihi 6 pembalut perhari sebanyak 96 responden (100%), yang tidak memakai sabun untuk memperlicin daerah kemaluan 94 responden (97,92%), mengerti premenopause menimpa wanita yang berusia menjelang usia 40 tahun keatas 77 responden (80,21%), mengalami kerutan dan pigmentasi pada wajah 66 responden (68,75%), merasakan hot flashes, keputihan, kesakitan saat berhubungan 64 responden (66,67%), yang mengerti tentang ketakutan yang dialami saat premenopause disebapkan kurangnya pemahaman tentang premenopause 61 responden (63,54%), yang beranggapan rekreasi bukan cara yang baik menghindari stres dan yang menggunakan terapi alternatif seperti konsultasi dengan dokter sebanyak 59 responden (61,46%), yang mengalami perubahan pada daerah kemaluan 53 responden (55,21%) dan yang mengerti tentang perubahan fisik dan emosi dapat memperparah keadaannya sebanyak 52 responden (54,17%). Purwatyastuti, 2008 menyatakan ini dikarenakan bahwa mereka mengerti bahwa perubahan-perubahan atau gejala-gejala pada masa premenopause akan terjadi, oleh karena itu para wanita mengatasinya dengan bijak dan berusaha untuk berfikir positif karena mereka tahu bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang sifatnya alami dan akan menimpa setiap wanita yang menjelang usia 40 tahun keatas dan para wanita yang menunjukkan sikap positif berarti mereka mempunyai kemampuan untuk lebih mudah menerima informasi yang didapatkan atau penyuluhan yang telah diberikan. Sedangkan para wanita yang menunjukkan sikap negatif yaitu sebanyak 25 wanita premenopause (26,04%), dan dari jumlah kuesioner yaitu 20 pernyataan yang paling bayak menunjukkan sikap negatif adalah pernyataan tentang perubahan yang paling terlihat pada masa premenopause yaitu perut lebih gendut dan payudara yang membesar sebanyak 21 responden (21,88%), merasa tidak takut kehilangan pasangan karena tidak menarik lagi hanya 23 responden (23,96%), merasa tidak takut dengan keluhan yang menyertai premenopause hanya 33 responden (34,37%), merasa tidak takut atau khawatir saat merasakan daerah kemaluannya kering hanya 34 responden (35,41%), yang menyatakan bahwa perubahan yang paling utama dirasakan adalah gigi banyak tanggal 35 responden (36,46%), stres yang disebapkan oleh proses penuaan atau kerutan pada wajah 36 responden (37,5%), merasa gairah seksual meningkat dan berat bada menurun 41 responden (42,71%), dan yang merasa sering kesemutan dan ngilu-ngilu pada persendian hanya 44 responden (45,83%), ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan, cara berfikir, keyakinan dan emosi yang dimiliki oleh masing-masing wanita yang menjelang usia 40 tahun keatas, sehingga para wanita ini sulit untuk menerima hal-hal yang baru diperkenalkan oleh tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi wanita khususnya tentang premenopause. Hal ini juga dapat terjadi karena kurangnya informasi yang didapat. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai sumber misalnya media masa, media elektronik, buku petunjuk, kerabat dekat dan sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berprilaku atau adopsi prilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka pengetahuan tersebut akan bersifat langgeng, sebaliknya jika tidak didasari oleh pengetahuan tersebut tidak akan berlangsung lama. (Notoatmodjo, 2003:122)

Mailina, 2009 menyatakan bahwa pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang merupakan kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap akan diserap kedalam indifidu dan mempengaruhi terbentuknya sikap. Ada 77 responden (80,20%) yang menunjukkan komponen kognitif dengan indikator pengertian, indikator penyebab sebanyak 50 responden (52,08%), gejala klinis 43 responden (44,80%), perubahan sebanyak 59 responden (61,46%), karena merupakan reprosentase apa yang dipercayai seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu sudah terbentuk maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu. Tentu saja kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurangnya atau tidak adanya informasi yang benar mengenai obyek yang dihadapi. ( Cahyonoputro, 2009). Wanita premenopause yang menunjukkan komponen afektif dengan indikator masalah sebanyak 45 responden (46,88%), indikator perubahan sebanyak 96 responden (100%), karena secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu dan pada umumnya reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai sehingga benar dan berlaku bagi objek tersebut, dan yang menunjukkan komponen konatif dengan indikator penanganan sebanyak 71 responden (73,96%), ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi prilaku bagaiman orang berprilaku dalam situasi tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap seseorang akan dicerminkan dalam bentuk tendensi prilaku terhadap objek. ( Cahyonoputro, 2009)

Keterbatasan dan hambatan peneliti yaitu alat ukur dibuat oleh peneliti sendiri dan belum diuji coba sehingga hasilnya belum atau kurang valid dan Jawaban pada kuesioner kurang valid, karena dalam menjawab dipengaruhi oleh orang lain.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ternyata didapatkan gambaran dari 96 responden mengenai sikap wanita dalam menghadapi perubahan fisik pada masa premenopause di Desa Kajarharjo Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi. Hal ini nampak pada tabulasi data dengan menggunakan tabel yang dikonfirmasikan dalam bentuk prosentase dan narasi, didapat kesimpulan bahwa:

1. Para wanita di Desa Kajarharjo sebagian besar menunjukkan sikap positif atau mempunyai pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi wanita khususnya tentang premenopause yaitu sebanyak (73,96%) responden.

B. Saran

Dengan hasil penelitin tersebut, maka untuk lebih meyakinkan para wanita premenopause untuk selalu berfikir positif dan mengaggap perubahan-perubahan tersebut sifatnya alami maka diperlukan saran-saran sebagai brikut:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam lagi tentang Sikap Wanita Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Pada Masa Premenopause

2. Bagi Masyarakat (Wanita premenopause)

28

Diharapkan masyarakat (wanita premenopause) untuk berusaha menambah pengetahuan dan informasi melalui berbagai media masa maupun media elektronik ( majalah, Koran, TV dll) sehingga ketika masa-masa itu datang keluhan-keluhan ketidaknyamanan maupun yang menyakitkan dapat dikurangi bahkan ditiadakan.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Informasi tentang perubahan–perubahan atau gejala–gejala pada masa premenopause harus tetap disosialisasikan lebih luas dan lebih optimal dan Tenaga Kesehatan hendaknya mempertahankan dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya para wanita baik yang usianya mau menjelang 40 tahun atau para wanita yang sudah berusia 40 tahun keatas.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik).Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, A. (2004). Ilmu Kesehatan Masyarakat. (http://creasoft files wordpress.com, diakses 20 Agustus 2006)


Cahyonoputro. (2009). Konsep Sikap dan Teknologi. (http://cahyonoputro.blogspot.com, diakses 02 Agustus 2009)


Hacker, N.F. & Moore, J.G. (2001). Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates.

Hurlock. (2007). Menopause. (http://bima.ipb.ac.id/~anita/menopause.htm, diakses 11 april 2008 ).

Mailina. (2009). Sikap. (http:// Mailina.deviper.blog.plasa.com, diakses 21 Agustus 2009)

Maimunah, S. (2005). Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat (prinsip dasar). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Purnobasuki. (2007). Premenopause. (http://luluvikar.wardpress.com, diakses 27 Oktober 2008).

Purwatyastuti. (2007). Premenopause. (http://luluvikar.wardpress.com, diakses 27 Oktober 2008).

Siswono. (2004). Menopause. (http://sinarharapan.co.id / iptek / kesehatan. diakses 11 Mei 2008 ).

Suyanto dan Salamah. (2009). Riset Kebidanan. Jokjakarta: Mitra Cendekia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar