Sabtu, 17 Juli 2010

SISTEM ORGAN REPRODUKSI WANITA


PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sistem organ reproduksi merupakan bagian sistem organ tubuh yang menyokong fungsi tubuh sebagaimana sistem organ pencernaan, pernafasan, pembuangan, dan lainnya. Untuk dapat berfungsi optimal memerlukan masa penyempurnaan pertumbuhan dan perkembangan. Hanya saja puncak perkembangan organ reproduksi terjadi pada masa remaja dimana manusia mengalami fase ketidakstabilan emosi. Masa ini merupakan masa transisi dari masa anak menuju kedewasaan. Perubahan secara cepat dan mendadak terutama berkaitan dengan organ reproduksinya menjadikan remaja tidak selalu mampu bersikap secara tepat terhadap organ reproduksinya. Ditambah lagi keengganan dan kecanggungan remaja untuk bertanya kepada orang tuanya dan para pendidik semakin menguatkan alasan kenapa remaja sering tidak bijak terhadap organ reproduksinya. Inilah yang mendorong remaja mencari-cari informasi sendiri untuk menambah pengetahuannya dari film, VCD porno, atau dari temannya. Data menunjukkan dari remaja usia 12-18 tahun, 16% mendapat informasi seputar seks dari teman, 35 % dari film porno, hanya 5% dari orang tua. Informasi yang tidak tepat akan mengarahkan remaja pada kegiatan tuna sosial yang merusak masa depannya. Penelitian dari synovate research, 2004 dari 450 remaja Surabaya, Jakarta, Bandung dan Medan menunujukkan 44 % mendapat pengalaman seksual usia 16-18 tahun, 16 % nya usia 13-15 tahun.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1  Definisi Sistem Reproduksi Wanita

Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi. saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Anatomi system reproduksi wanita terbagi 2, yaitu:

1.      Organ-organ Internal, terdiri dari :

Ø      Dua ovarium (indung telur)

Ø      Dua tuba fallopii (saluran telur)

Ø      Uterus (rahim)

Ø      Vagina

2.      Organ-organ eksternal, terdiri dari :

Ø      Mons pubis

Ø      Labia Mayora

Ø      Labia Minora

Ø      Klitoris

Ø      Vestibulum

Ø      Meatus Uretra

Ø      Introitus vagina

Ø      Kelenjar skene dan bartholini

Alat reproduksi wanita terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam dan luar. Bagian dalam memiliki fungsi sebagai berikut:
  • Bibir kemaluan (labia mayora), yaitu daerah yg berambut, berfungsi sebagai pelindung dan menjaga agar bagian dalam tetap lembab.
  • Bibir dalam kemaluan (labia minora), yaitu daerah yang tidak berambut dan memiliki jaringan serat sensorik yang luas yang sangat peka karena mengandung ujung syaraf.
  • Vagina, yaitu rongga penghubung antara alat reproduksi wanita bagian luar dan dalam.

Sementara itu alat reproduksi wanita bagian luar memiliki fungsi sebagai berikut:
  • Vagina bagian luar, yang merupakan jalan keluar bagi darah haid dan jalan keluar ketika bayi lahir (sifatnya sangat lentur sehinggga bayi dapat keluar melalui vagina).
  • Leher rahim (cervix), yang merupakan penghubung antara vagina dan rahim.
  • Rahim (uterus), tempat dimana sel telur yang sudah dibuahi tumbuh dalam rahim selama kehamilan. Bila telur tidak dibuahi, maka sel telur menempel ke dinding rahim. Selanjutnya dinding rahim menebal lalu luruh dan mengalir keluar dalam bentuk darah. Inilah yang disebut haid (menstruasi).
  • Saluran telur (tuba falopii), yaitu dua saluran yang terletak sebelah kanana dan kiri rahim yang berfungsi sebagai penghubung rongga rahim dan indung telur.
  • Dua buah indung telur ( ovarium), berfungsi memproduksi sel telur dan hormon peremputan yaitu estrogen dan progesterone. Atas pengaruh hormon, sebanyak satu sampai dua sel telur masak setiap bulan , lalu dilepaskan ke dinding rahim. Dinding rahim ini akan menebal, yang sebetulnya berguna sebagai tempat sel telur bersarang setelah dibuahi.

2.2  Alat Reproduksi Luar
Alat reproduksi luar wanita terdiri dari vulva (celah kemaluan), klitoris, dan himen (selaput dara). Vulva merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Celah ini dibatasi oleh sepasang bibir, yaitu bibir kanan dan bibir kiri yang disebut labia pudendi. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terdapat dibagian depan dari vulva. Klitoris menyokong sebuah glands atau kepala yang bundar dan ditutupi oleh tudung kecil, yaitu preputium. Himen (selaput dara) terletak pada daerah dekat saluran ujung vagina. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut. labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra. lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset. jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria). klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi. labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus. kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam.
karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink. lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara). kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.

2.3  Alat Reproduksi Dalam
Alat reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium, saluran reproduksi, uterus dan vagina.
a.       ovarium
Ovarium terletak pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Di dalam ovarium terdapat kelenjar endokrin penghasil hormon dan sel tubuh sebagao penghasil ovum (sel telur).
b.      Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi pada wanita adalah oviduk atau tuba falopii. Oviduk merupakan tempat terjadinya fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan zigot yang akan bergerak menuju uterus. Gerakan zigot menuju uterus dibantu oleh silia pada oviduk dan gerak otot dinding oviduk.
Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang. serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin. rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina. rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen. rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim).
 Serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. korpus biasanya bengkok ke arah depan. selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina. sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya. saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan. lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal. jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. ini yang disebut dengan siklus menstruasi.
 Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium. ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium. ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen. sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba. jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah. selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim. embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi. setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit. pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur. tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur. ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause. sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.



2.4  Letak G-Spot Wanita

Selain alat reproduksi tadi, Anda juga perlu mengenali satu area lagi yang sering disebut G-Spot. G-Spot (Grafenberg Spot) saat ini sering dibahas di berbagai media. Katanya, titik G-Spot ini adalah sebuah ruang sempit dibalik tulang pubis wanita ini yang apabila tersentuh akan memberikan sensasi yang luarbiasa.  Titik G-Spot dapat ditemukan dengan memasukkan jari-jari ke dalam Vagina dengan telapak tangan menghadap ke depan. Dengan menyentuh dan memainkan bagian ini dengan perlahan, dapat membuat pasangan wanita multiple orgasme. G Spot juga dapat terstimulasi dengan baik saat bercinta dengan posisi doggy style atau spooning.

2.5  Hormon-Hormon Reproduksi
Ø      Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Ø      Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Ø      Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
Ø      FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.

 

2.6  Masa-masa kehidupan wanita:

Masalah normal yang dialami wanita dari usia 8 sampai 65 tahun (terlihat pada gambar 2) terdiri dari :
  1. Prapubertas
    • Bayi wanita
Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Alat kelamin luar dan dalam sudah terbentuk. Pada minggu pertama dan kedua, bayi masih mengalami pengaruh estrogen dari ibunya.
    • Masa kanak-kanak
Pertumbuhan alat-alat kelamin tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai masa pubertas. Kadar hormon estrogen dan hormon gonadotropin lainnya sangat rendah.
  1. Pubertas
    Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pubertas mulai dengan awal berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi mantap dan teratur. Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun. Kejadian penting pada masa ini adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbul ciri-ciri kelamin sekuder, menarche, dan perubahan fisik. Perkembangan ini terutama disebabkan oleh estrogen.



  1. Masa reproduksi
Merupakan masa terpenting pada wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan bermakna untuk kemungkinan kehamilan.
  1. Masa Klimakterium termasuk menopause dan pasca menopause
·         klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium, yang bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal. Masa ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Masa premenopause, menopause dan pasca menopause dikenal sebagai masa klimakterium. Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhan-keluhan yang disebut sindroma klimakterik. Keluhan-keluhan ini dapat bersifat psikis seperti mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat kurang dan susah tidur. Gangguan neurovegetatif dapat berupa hot flashes, keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala, dll.
·         Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir yang disebabkan menurunnya fungsi ovarium. Diagnosa dibuat setelah terdapat amenorea (tidak haid) sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus yang lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang. Umumnya batas terendah terjadinya menopause adalah umur 44 tahun. Menopause dapat terjadi secara artificial karena operasi atau radiasi yang umumnya menimbulkan keluhan yang lebih banyak dibandingkan dengan menopause alamiah.
  1. Masa Senile
Pada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yan baru sehingga tidka ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis. Yang mencolok pada masa ini adaah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua. Dalam masa ini pula osteoporosis terjadi pada wanita dengan intensitas yang berbeda. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas betul, namun berkurangnya hormon steroid dan berkurangnya aktivitas osteoblast memegang peranan dalam hal ini. Ganggguan-gangguan lain yang dapat timbul antara lain vagina menjadi kering sehingga timbul rasa nyeri pada waktu bersetubuh, nyeri pada waktu berkemih dan terasa ingin terus buang air kecil. Pengertian perubahan-perubahan fisiologis ini sangat berguna bagi wanita yang secara pasti akan mengalami masalah ini dalam kehidupannya, sehingga ia bisa mempersiapkan diri sesuai dengan pendidikan sosial ekonomi yang didapatnya.

 

2.7  Haid

Haid adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setiap 22 atau 35 hari. Yang merangsang menimbulkan haid adalah hormon FSH dan LH, prolaktin dari daerah otak dan hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang dalam keseimbangannya menyebabkan selaput lendir rahim tumbuh dan apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon estrogen dan progesteron menurun terjadilah pelepasan selaput lendir dengan perdarahan terjadilah haid. Turunnya hormon estrogen secara fisiologi dimulai pada masa klimakterium (usia 40-65 tahun). Penurunan ini menyebabkan keluhan-keluhan yang mengganggu, diawali umumnya dengan gangguan haid yang yang tadinya teratur, siklik, menjadi tidak teratur tidak siklik dan jumlah darah dapat berkurang atau bertambah.

2.8  Menopause
Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon Estrogen yang dihasilkan Ovarium (indung telur ). Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila siklus menstruasinya telah berhenti selama ± 12 bulan. Berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis.
Menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus yang masih dipengaruhi oleh hormon-hormon dari otak dan sel telur.
Pra menopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause dan pascamenopause adalah 3-5 tahun setelah menopause. Sedangkan ooporopause adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti terhentinya produksi estrogen, estron yang terjadi pada usia 55 – 56 tahun.




























BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Seksualitas dan kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dari kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS) ter-masuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual.bagi remaja putri, mereka kekurangan informasi dasar mengenai keterampilan menegosiasikan hubungan seksual dengan pasangannya. Mereka juga memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan formal dan pekerjaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dan pemberdayaan mereka untuk menunda perkawinan dan kehamilan serta mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki (FCI, 2000). Bahkan pada remaja putri di pedesaan, haid pertama biasanya akan segera diikuti dengan perkawinan yang menempatkan mereka pada risiko kehamilan dan persalinan dini.

3.2  Saran
Aktifitas seksual bukanlah sebagaimana kebutuhan jasmani ketika tidak dipenuhi akan mendatangkan penyakit jiwa dan kematian. Namun ia merupakan bagian dari kebutuhan naluri yang akan mendorong pemenuhan ketika ada stimulus yang datang dari luar tubuhnya. Inilah yang menjadi dasar larangan agama untuk mendekati sarana kemaksitan, menghindari dari perbuatan eksploitasi organ seksual, menjaga mata dari pandangna tuna sosial lainnya. Karena hal tersebut akan menjadi sarana yang mendorong nafsu untuk melakukan tindakan pemanfaatan organ reproduksi secara tidak benar. Agama telah mengajarkan kepada kita, hakekat diciptakan naluri ini adalah untuk melestarikan jenis keturunan manusia. Dengan pernikahan, akan memadukan cinta kasih suami istri sehingga melahirkan generasi taqwa yang memacarkan rahmat ilahi menuju kehidupan umat yang mulia.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. Indikator Sosial Wanita Indonesia 1997. Jakarta: CV. Bina Makmur, 1999a.
BPS. Indikator Kesejahteraan Anak 1998. Jakarta: CV. Nasional Indah, 1999b.
Family Care International (FCI). Sexual & Reproductive Health Briefing Cards. New York: FCI, 2000.
WHO-SEARO. Regional Health Report 1998: Focus on Women. New Delhi: WHO-SEARO, 1998.
Outlook. Kesehatan Reproduksi Remaja: Membangun Perubahan yang Bermakna. Januari 2000; Vol. 16.

BIO OPTIK


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berrpendapat bahwa benda-benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan. Anggapan ini didukung oleh Plato (429 – 348 ) dan Euclides (287 – 212 SM) oleh karena pada mata binatang di malam hari tampak bersinar. Pendapat di atas di tentang oleh Aristoteles (384 – 322 SM) karena pada kenyataan kita tidak dapat melihat benda-benda di dalam ruang gelap. Namun demikian Aristoteles tidak dapat memberi penjelasan mengapa mata dapat melihat benda. Pada abad pertengahan Alhazan (965 – 1038) seorang Mesir di Iskandria berpendapat bahwa benda di sekitar itu dapat dilihat oleh karena benda-benda tersebut memantulkan cahaya atau memancarkan cahaya yang masuk ke dalam mata . teori ini akhirnya di terima sampai abad ke 20 ini.




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 OPTIK GEOMETRI DAN OPTIK FISIKA
1. Optik Geometri
Berpangkal pada perjalanan cahaya dalam medium secara garis lurus, berkas-berkas cahaya di sebut garis cahaya dan gambar secara garis lurus. Dengan cara pendekatan ini dapatlah melukiskan ciri-ciri cermin dan lensa dalam bentuk matematika. Misalnya untuk rumus cermin dan lensa :
f = focus = titik api
b = jarak benda
v = jarak bayangan

Hukum Willebrord Snelius (1581 -1626) :
n = indeks bias
i = sudut datang
r = sudut bias (refraksi)

2. Optik Fisik
Gejala cahaya seperti dispersi, interferensi dan polasisasi tidak dapat di jelaskan malui metode optika geometri. Gejala-gejala ini hanya dapat dijelaskan dengan menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya tersebut. Sir Isaac Newton (1642-1727), cahaya itu menggambarkan peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran dari butir-butir kecil (teori korpuskuler). Sedangkan dengan menggunakan teori kwantum yang dipelopori Plank (1858-1947), cahaya itu terdiri atas kwanta atau foton-foton, tampaknya agak mirip dengan teori Newton yang lama itu. Dengan menggunakan teori Max Plank dapat menjelaskan mengapa benda itu panas apabila terkena sinar. Thomas Young (1773-1829) dan August Fresnel (1788-1827), dapat menjelaskan bahwa cahaya dapat melentur berinterferensi. James Clark Mexwell (1831-1879) berkebangsaan Skotlandia, dari hasil percobaannya dapat menjelaskan bahwa cepat rambat cahaya (3 X 10 m/detik) sehingga berkesimpulan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Huygens ( 1690) menganggap cahaya itu sebagai gejala gelombang dari sebuah sumber cahaya menjalarkan getaran-getaran ke semua jurusan. Setiap titik dari ruangan yang bergetar olehnya dapat dianggap sebagai sebuah pusat gelombang baru. Inilah prinsip dari Huygens yang belum bisa menjelaskan perjalanan cahaya dari satu medium ke medium lainnya. Dari hasil percobaan Einstein (1879-1955) dimana logam di sinari dengan cahaya akan memancarkan electron (gejala foto listrik). Hal ini dapat disimpulkan bahwa cahaya memiliki sifat fartikel dan gelombang magnetic. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cahaya mempunyai sifat materi (partikel) dan sifat gelombang.

2.2  HUBUNGAN ANTARA ENDEKS BIAS DAN KECEPATAN RAMBAT
Ini dapat pula didefinisikan sebagai berikut : kecepatan rambat cahaya dalam ruang hampa dibandingkan dengan kecepatan rambat cahaya dalam medium. Dengan demikian bila cepat rambat cahaya di dalam ruang hampa C dan di dalam medium C maka :

2.3  LENSA
Berdasarkan bentuk permukaan lensa maka lensa dapat dibagi menjadi dua : Lensa yang mempunyaiv permukaan sferis Lensa yang mempunyai permukaan silindris.v Permukaan sferis ada dua macam pula yaitu : Lensa konvergen / konveksv
Yaitu sinar sejajar yang menembus lensa akan berkumpul menjadi bayangan nyata, juga di sebut lensa positif atau lensa cembung. Lensa
v divergen / konkaf
Yaitu sinar yang sejajar yang menembus lensa akan menyebar , lensa ini disebut lensa negatif atau lensa cekung. Lensa yang mempunyai permukaan silindris disebut lensa silindris. Lensa ini mempunyai focus yang positif dan ada pula mempunyai focus negatif.

2.4  KESESATAN LENSA
Berdasarkan persamaan yang berkaitan dengan jarak benda, jarak bayangan , jarak focus, radius kelengkungan lensa seerta sinar-sinar yang dating paraksial akan kemungkinan adanya kesesatan lensa (aberasi lensa). Aberasi ini ada bermacam-macam :
  1. Aberasi sferis ( disebabkan oleh kecembungan lensa). Sinar-sinar paraksial / sinar-sinar dari pinggir lensa membentuk bayangan di P’. aberasi ini dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang diletakkan di depan lensa atau dengan lensa gabungan aplanatis yang terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan.
  2. Koma
    Aberasi ini terjadi akibat tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan dari sinar di tengah-tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan aberasi sferis pada aberasi koma sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki dengan diafragma.
  3. Astigmatisma
    Merupakan suatu sesatan lensa yang disebabkan oleh titik benda membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada dua yaitu primer dan sekunder. Apabila sudut antara sumbu dengan titik benda relatif kecil maka kemungkinan besar akan berbentuk koma.
  4. Kelengkungan medan
Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layer letaknya tidak dalam satu bidang datar melainkan pada bidang lengkung. Peristiwa ini disebut lengkungan medan atau lengkungan bidang bayangan.
  1. Distorsi
    Distorsi atau gejala terbentuknya bayangan palsu. Terjadinya bayangan palsu ini oleh karena di depan atau di belakang lensa diletakkan diafragma atau cela. Benda berbentuk kisi akan tampak bayangan berbentuk tong atau berbentuk bantal. Gejala distorsi ini dapat dihilangkan dengan memasang sebuah cela di antara dua buah lensa.
  2. Aberasi kromatis
Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena focus lensa berbeda-beda untuk tiap-tiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan tampak berbagai jarak dari lensa. Ada dua macam aberasi kromatis yaitu : Aberasi kromatisv aksial/longitudinal : perubahan jarak bayangan sesuai dengan indeks bias. Aberasi kromatis lateral : perubahan aberasi dalam ukuranv bayangan. Untuk menghilangkan terjadinya aberasi kromatis dipakai lensa flinta dan kaca krown; lensa kembar ini disebut “ Achromatic double lens”.



2.5  MATA
Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu penglihatan. Untuk membedakan gelap atau terang tergantung atas penglihatan seseorang.
Ada tiga komponen pada penginderaan penglihatan : Mata memfokuskan bayangan pada retina
v Systemv syaraf mata yang memberi informasi ke otak
 Korteks penglihatan
v salah satu bagian yang menganalisa penglihatan tersebut.
  1. Alat Optik Mata
Bagian-bagian pada mata terdiri dari : Retinav Terdapat ros batang dank ones/kerucut, fungsi rod untuk melihat pada malam hari sedangkan kone untuk melihat siang hari. Dari retina ini akan dilanjutkan ke saraf optikus.
 Fovea sentralis
v Daerah cekung yang berukuran 0,25 mm di tengah-tengahnya terdapat macula lutea (bintik kuning). Kornea dan lensav Kornea merupakan lapisan mata paling depan dan berfungsi memfokuskan benda dengan cara refraksi, tebalnya 0,5 mm sedangkan lensa terdiri dari kristal mempunyai dua permukaan dengan jari-jari kelengkungan 7,8 m fungsinya adalah memfokuskan objek pada berbagai jarak. Pupilv Di tengah-tengah iris terdapat pupil yang fungsinya mengatur cahaya yang masuk. Apabila cahaya terang pupil menguncup demikian sebaliknya. Sistem optic mata serupa dengan kamera TV bahkan lebih mahal oleh karena :
    1. Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar
    2. Tiap mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi
    3. Dalam satu detik dapat memfokuskan objek berjarak 20 cm
    4. Mata sangat efektif pada intensitas cahaya 10 : 1
    5. Diafragma mata di atur secara otomatis oleh iris
    6. Kornea terdiri dari sel-sel hidup namun tidak mendapat vaskularisasi
    7. Tekanan bola mata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20 mmHg
    8. Tiap mata dilindungi oleh tulang
    9. Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak
    10. Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur gerakan bola mata (m=muskulus = otot).


  1. Daya Akomodasi
Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara tetap demikian pula bola mata (diameter bola mata 20 – 23 mm). kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek di sebut daya akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi. Makin dekat benda yang dilihat semakin kuat mata / lensa berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia makin tua daya akomodasi semakin menurun. Hal ini disebabkan kekenyalan lensa/elastisitas lensa semakin berkurang. Jarak terdekat dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada “titik dekat” punktum proksimum. Jarak punktum proksimum terhadap mata dinyatakan P (dalam meter) maka disebut Ap (akisal proksimum); pada saat ini mata berakomodasi sekuat-kuatnya (mata berakomodasi maksimum). Jarak terjauh bagi benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada titik jauh/punktum remotum. Jarak punktum remotum terhadap mata dinyatakan r (dalam meter) maka disebut Ar (Aksial Proksimum); pada saat ini mata tidak berakomodasi/lepas akomodasi. Selisih A dengan Ar disebut lebar akomodasi, dapat dinyatakan : A = lebar akomodasi yaitu perbedaan antara akomodasi maksimal dengan lepas akomodasi maksimal. Secara empiris A = 0,0028 (80 th – L) dioptri L = umur dalam tahun Bertambah jauhnya titik dekat akibat umur disebut mata presbiop. Presbyop ini bukan merupakan cacat penglihatan. Ada satu dari sekian jumlah orang tidak mempunyai lensa mata . Mata demikian disebut mata afasia.
  1. Penyimpangan Penglihatan
Mata yang mempunyai titik jauh/punktum remotum terhingga akan memberi bayangan benda secara tajam pada selaput retina. Dikatakan mata emetropia. Sedangkan mata yang mempunyai titik jauh yang bukan tak terhingga , mata demikian disebut mata ametropia. Mata emetropia mempunyai punktum proksimum sekitar 25 cm, disebut mata normal. Sedangkan mata emetropia yang mempunyai punktum proksimum lebih dari 25 cm di sebut mata presbiopia.
4.      Miopia
Mata ametropia yang mempunyai P dan r terlalu kecil di sebut mata myopia. Mata myopia ini bentuk mata terlalu lonjong maka benda berjauhan tak terhingga akan tergambar tajam di depan retina. Mata seperti ini dapat melihat tajam benda pada titik dekat tanpa akomodasi. Dengan akomodasi kuat akan terlihat benda yang lebih dekat lagi.
  1. Hipermetropia
Mata ametropia yang mempunyai P dan r terlalu besar dikatakan hipermetropia. Kalau diperhatikan bola mata hipermetropia maka akan terlihat bola mata yang agak gepeng dari normal. Mata yang demikian itu tanpa akomodasi bayangan tak terhingga akan terletak di belakang retina, tetapi kadang kala dengan akomodasi akan terlihat benda-benda yang jauh tak terhingga secara tajam bahkan dapat melihat benda-benda berada dekat di depan mata. Baik myopia maupun hipermetropia kelainannya terletak pada poros yang di sebut ametropia poros. Selain myopia dan hipermetropia, ada salah satu kelainan pada lensa mata yaitu astigmatisma. Astigmatisma terjadi apabila salah satu komponen system lensa menjadi bentuk telur daripada sferis. Tambahan pula kornea atau lensa kristaline menjadi memanjang ke salah satu arah. Dengan demikian radius kurvatura menjadi lebih besar pada arah memanjang. Sebagai konsekwensi berkas cahaya yang masuk lewat kurvatura yang panjang akan difokuskan dibelakang retina sedangkan berkas cahaya yang masuk lewat kurvatura yang pendek difokuskan di depan retina. Dengan perkataan lain mata tersebut mempunyai pandangan jauh terhadap beberapa berkas cahaya dan berpandangan dekat terhadap sisa cahaya. Dengan demikian mata seseorang yang menderita astigmatisma tidak dapat memfokuskan setiap objek dengan jelas.
  1. Tehnik Koreksi
Setelah melalui pemeriksaan dokter mata dengan seksama maka ditentukan apakah penderita menderita presbiopia, hipermetropia, myopia, astigmatisma atau campuran (presbiopia dan myopia).
·        Mata presbiopia
Pada mata presbiopia tidak ada masalah untuk melihat jauh. Yang menjadi masalah adalah melihat dekat, untuk itu penderita dianjurkan memakai kacamata positif.


·        Mata hipermetropia
Mata demikian kemampuan melihat jauh dan dekat terganggu dimana punktum proksimum dan punktum remotum yang terlalu jauh sehingga dianjurkan memakai kacamata positif.
·        Mata myopia
Pada mata myopia , kemampuan melihat dekat dan jauh tergganggu oleh karena letak punktum proksimum dan punktum remotum yang terlalu dekat sehingga dianjurkan memakai kacamata negatif.
·        Mata astigmatisma
Penderita yang mengalami mata astigmatisma akan terganggu penglihatannya tidak dalam segala arah, sehingga penderita ini dianjurkan memakai kacamata silindris atau kaca mata toroidal. Penderita astigmatisma dengan satu mata akan melihat garis dalam satu arah lebih jelas daripada kea rah yang berlawanan.
·        Campuan
Ada penderita yang matanya sekaligus mangalami presbipoi dan myopia, maka mempunyai punktum proksimum yang letaknya terlalu jauh dan punktum remotum terlalu kecil, penderita demikian memakai kacamata rangkap yaitu kacamata bifocal (negatif diatas, positif di bawah).













BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Gejala cahaya seperti dispersi, interferensi dan polasisasi tidak dapat di jelaskan malui metode optika geometri. Gejala-gejala ini hanya dapat dijelaskan dengan menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya tersebut. Sir Isaac Newton (1642-1727), cahaya itu menggambarkan peristiwa cahaya sebagai sebuah aliran dari butir-butir kecil (teori korpuskuler). Sedangkan dengan menggunakan teori kwantum yang dipelopori Plank (1858-1947), cahaya itu terdiri atas kwanta atau foton-foton, tampaknya agak mirip dengan teori Newton yang lama itu. Dengan menggunakan teori Max Plank dapat menjelaskan mengapa benda itu panas apabila terkena sinar.






















DAFTAR PUSTAKA

1. J.F. Gabriel,2003, Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta
2. Ganong, W.F, 1999, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta.
3. http://www.scribd.com/doc/29733602/BAB-I-Optik-Novta

BIOSTATISTIK


BAB I
KONSEP DASAR  BIOSTATISTIK UMUM

  1. Pengertian Stastistik
statistic adalah pengetahuan yang mempelajari cara cara atau aturannya berkaitan dengan pengumpulan dan pengolaha (analsis) data serta penarikan kesimpulan atas data yang berbentuk angka.
  1. Kegunaan statistic:
a.       secara khusus dapat menunjukan pencatatan suatu kejadian atau kasus. Misalnya dalam research, statistic memunkinkan pencatata secara exstra dalam peneldkan, menyediakan cara cara meringkas data kedalam bentuk ang berart dan muda .
b.      secara mum statistic di terapkam untuk mengumplka menyusun, menyjikan menganalsa dan menarik kesimplan.
  1. Menurut fngsinya statistika dibag menjdi dua yaitu:
a.       staistika deskriftip: statistika  yang hanya menggambarkan  dan menganalisis kelompok data tanpa penarikan kesimpulan, dsebt juga (statistika deduktif)
b.      statistika infrensial: statistika yang menyangkut kesmplan yang faild dan memasukkan unsure dan peluang dalam menark kesimpulan
  1. Pengertian data:
data adalah hasil penelitian, baik yang berupa fakta ataupun angka.
  1. Macam macam data atau jenis data:
A.     menrut sifatnya dibagi menjadi dua yaitu.
a.       data kualitatifadalah data yang berbentuk kategori ata atribut
b.      data kuantitatif adalah data yang dihasilkan dari pengukuran berbentuk bilangan bulat atau desmal
  1. Menurut cara memperolehyna dibag dua:
a.       data primer adalah data yang dikumplkan dan di olah sendr serta d peroleh langsung dari objeknya
b.      data skunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi, sudah dikumpulkan dan dolah pihak lain

  1. Skala ukuran dbagi mnjadi empat:
a.       skala nominal
b.      skala ordnal
c.       skala interval
d.      skala rasio
  1. Variable Menurut Jenisnya Dibedakan Menjadi Dua
a.       variable diskrit dsebut juga vriabel nomnal, dapat dkategorikan da kutub yang berlawanan “ya dan tidak”
·        variable kontinum dapat dipsah menjadi tiga fariabel kecil yaitu:
·        variable ordinal
·        variable internal
·        variable raso
  1. Nilai  Varibel Dibagi Menjadi Dua
    • nla  bersambung atau kontinu adalah  nilai yang tidak pas ada nilai pembulatan
    • nilai terpisah atau diskrit nilai yang sudah nampak niali benar dan salahnya
  2. Menurut hubungan antara satu  variable dengan variable lainnya yaitu:
·        variable ini sering disebut  juga variable stimulus infut, frediktor dan antecedent
·        variable dependen serng dsebut juga variable respon, autfut kreteria dan konsekuen
·        variable moderator sering disebut variable yang mempengarhi hubngan antara variable independent dan dependen
·        variable interfenning adalah variable yang secara teoritis mempengaruh hubungan antara variable  indevenden dan devenden tetapi tidak terukur.
·        variabel control variable yang di kehendak atau di buat konstan
  1. Poplasi Dan Sample
·        populasi adalah kmpulan semua indifidu dalam suatu batas tertentu
·        sample adalah bila penelitian tidak di lakkan terhadap selrh individ dalam populasi tetapi hanyya d ambl sebagan  saja


BAB II
PROBABILITAS

  1. Pengertian probablitas adalah suatu kuran kuantitatif dari satu ketidak pastian merupakan suatu angka yang membawa kekukatan keyakinan atas suatu kejadian dari suatu perstiwa ang tidak pasti  
  2. Pemakaian tori kemungkinan atau peran probablitas merpakan analisis matematis mengenai beberapa pengrtian seperti peluang, keacakan
  3. Aturan atran pokok probabilitas
    1. Aturan 1. untuk setiap peristiwa probabilitas P(A)adalah 0≤P(A)≤1
    2. aturan 2. P(A)=1-P(A)
    3. aturan 3. P(A U B)=P(A)+P(B)-P(A∩B)
  4. hukum probabilitas total apabila ada dua peristiwa A & B
P(A)=P(A∩ B) + P (A ∩ B)



















BAB III
MANFAAT DAN TEKNIK PENYAJIAN DATA

            Dalam stiap penlitian data yang telah di kumpulkan, dengan metode pengumpulan data, akan dsajkan dalam bentuk table, dengan tujjan data yang telah di dapat, dapat dgunakan sebagai gambarab dan kesimpulan sederhana.
Misalnya:
Hasil tes didapat sebaga berikkut
Mata kuliah      : biostatistik
Jumlah              : 30 mahasiswa
Nilai                 :7 8 9 7 8 9 5  6 7 8 7 7 8 7 6
 6 7 8 6 6 7 7 7 9 6 6 7 7 9 6
Cara menyelesaikan nilai trsebut
TABLE NILAI BIOSTATISTIK 30  MAHASISWA KEPERAWATAN UBI

nilai
Jari jari
Frekuensi
9
4
4
8
5
5
7
12
12
6
8
8
5
1
1
Jumlah:                                                                                   30
Penyajian data
            Setiap pnelitian harus dapat menyajikan data yang telah di proleh, baik data yang diproleh  melalui obserpasi, awancara , kuisioner (angket) maupun dokumentasi.
 Ada beberapa cara menyajikan data diantaranya
  1. table
     setiap table berisi data tentang judul sekian judul sekian kolom, nilai data stap kolom serta smber data ang diproleh .
Contoh table nominal


A. KOMPOSISI PENDIDIKAN PEGAWAI DI RSUD GENTENG TAHUN 2009

no
bagian
Tingkat pendidikan
S2
S1
D3
D2
sma
smk
smp
jumlah
1
Tata usaha
2
2
2
0
4
6
3
22
2
Apotek
1
3
2
0
2
2
0
10
3
Keuangan
4
3
5
0
5
7
1
25
4
Laboratorium
1
6
2
2
1
1
2
15

jumlah
8
17
11
2
12
16
6
72

Contoh Table Data Ordinal
B. TINGKAT KUALITAS KINERJA PEGAWAI DI RSUD GENTENG
TAHUN 2010
No
Askep kinerja
Kualitas kerja
Rangking kinerja
1
Kondisi fisik tempat
63,50
1
2
Kemampuan kerja
61,25
2
3
Keemimpinan
59,45
3
4
Menejemen kepegawaian
56,75
4
5
Produktivitas kerja
55,50
5
6
Motivasi
54,99
6
Rata rata kualitas kerja
58,573










BAB IV
MENGHITUNG NILAI RATA RATA SUATU DSTRIBUSI DATA

Data berikut merpakan nlai ujian biostatistik dari sratus mahasisa
1.      Jumlah kelas interval
2.      Interval
3.      Range
4.      Mean denan table

1. Nilai Ujian Sebagai Berikut
79 69 40 51 88 55 48 36 61 53
94 51 65 42 55 55 69 63 70 48
55 60 25 47 78 61 54 57 79 73
36 67 40 51 59 68 27 46 62 43
83 59 22 72 57 82 45 54 52 71
82 69 60 35 41 65 62 75 60 42
34 49 45 49 64 40 61 73 44 59
86 43 69 54 31 36 31 35 44 66
80 71 53 56 91 60 41 29 56 57
54 43 39 56 27 62 44 85 61 59





data data diatas  untk menghitung nilai rata dengan menggunakan rumus
Frekuensi x Nilai Tengah
mean =  …………………..
Jumlah Frekuensi
2. Nilai Penyebaran (Distribusi Data)
1.      pengertian nilai penyebaran
Ukuran penebran serng juga sering juga disebt ukuran spari ari atau ukuuran devisiasi.
2.      Jenjis dan sipat nilai penyebaran minimum dan maksmum adalah besar data terendah dan data tertingi dari hasil
3.      Defisias setandart variabilitas yang memperhtngkan penympangan dari setiap  nlali pengammatan atau data terhadap reratanya (mean)
4.      Varian adalah kuadrat dari standar diviasi
5.      Koevisien fariasi adalah suatu ukuran fariasi yang secara relative dgambarkan dalam prsen
3. Nilai Distribusi  Dibag Menjadi Dua
·        kemirngan (skweness)
·        keruningan (kutosis)















BAB V
SAMPLE DAN METODE SAMPLING

1. Pengertian Populasi Dan Sample
            Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian .penelitian populasi di lakukan apabila peneliti ingin melihat semua liku liku dalm populasi.oleh karena sobyeknya meliputi semua yg terdapat dalam populasi.
            Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti.

2. Alasan pengambilan sample
  • Karena subyek pada sample lebih sedikit dibandingkan populasi maka kerepotanya kurang.
  • Apbila populas terlalu besar maka dikawatirkan ada yg terlewati
  • Dengan penelitia sample mak akan lebih efisen(dalam arti uang waktu dan tenaga)-----ada kalnya dengan penelitian populasiberarti distruktif,bayangkan kalau kita harus memiliki kemampuan yg dihasilkan oleh pabrik,missal granat.

3.  Metode pengambilan sample ada beberapa diantaranya:
  • Sample pada random atau sample acak maupun campur
  • Sample berstrata atau stratifiet sample
  • Sample wilayah atau area probability sample
  • Sample proporsi atau proporsiaonal smple atau sample imbangan
  • Sample bertujuan atau purposif sample
  • Sample kuota atau kuota sample

4.  Pertimabangan dalam memilih metode sampling
            Untuk menentukan metode sample digunakan dalam penelitian perlu hal hal sebagai berikut:
  • Tujuan penelitian
  • Pengetahuan tewntang populasi
  • Jumlah biaya
  • Besar populasi
5.  Menentukan jumlah sample
            Tidak ada atruran yg tegas tentang jumlah sample yg dipersyaratkan untuk suatu penelitian dari populasi yg tersedia
6.  Beberapa teknik dalam menentukan sample





















Catatan:
  1. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampling dikelompokkan menajadi 2 yaitu probability sampling dan non probability sampling
  2. Probability sampling adalah teknik sampling yg memberikan peluang yg sma bagi setiap anggota sample.teknik ini meliputi
    1. Simple random samplingkarena pengambilan sample populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan sastra yg ada dalam populasi
    2. proportionate stratifiet random sampling,teknik ini dilakukan bila populasi mempunyai anggota yg tidak homogen
    3. disproportionate stratifit random sampling,teknik ini digunakan untuk menentukan sample bila obyek yg akan diteliti secara luas.
    4. area sampling,teknik ini digunakan untuk menentukan sample populasi yang berstrata tapi kurang proporsional
C.     Non probability sampling adalah teknik yg tidak memberi peluang yg sama
1.      Sampliung sistematis adalah teknik penentuan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi
2.      Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sample dari populasi tertentu sampai jumlah kuota yg ditentukan
3.      Sampling aksidental adalah teknik sample berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yg kebetulan dapat digunakan sebagai sample
4.      Purposif sampliung adalah teknik penentuan sample dg pertimabangan tertentu
5.      Sampling jenuh adalah teknik penentuan samplebila anggota populasi digunakan sebagai sample
6.      Snoball sampling adalah teknik penentuan sampleyg jumlahnya kecil


















BAB VI
 MODUS DAN MEDIAN

1.      MODUS
1.      Modus digunakan untuk gejala yg sering terjadi,diberi symbol dengan Mo dan umumnya Mo dipakai sebagai”nilai rata rata”bagi data kualitatif
2.      Modus untuk data kuantitatif ditentukan dg melihat frekuensi tertinggi
Misalnya:
NO URUT
DATA GEJALA(x)
FREKUENSI(f)
1
20
81
2
22
56
3
25
98
4
29
75
5
30
72

Data frekuensi tertinggi 25 sejumlah 98,maka dikatakan modus 25 dan ditulis jumlah Mo=25
Apabila dat disusun secara kelompok maka Mo dapat dicari dg rumus:
Mo=Bb+p  (  b1  )
                    bI+b2
keterangan:
Bb : Batas bawah kelas interval yg mengandung juga dapat dikatakan bahwa kelas
       interval mempunyai frekuensi tertinggi
b1 : Selisih frekuensi yg mengandung modus dengan frekuensi sebelumnya
b2 : Selisih frekuensi yg mengandung modus dengan frekuensi sesudahnya
p   : Panjang kelas interval

2. MEDIAN
      Median adlah nilai data yg yg terletak ditengah lalu disusun menurut urutan nilainya sehingga membagi 2 sama besar Apabila data disusun secara kelompok mka Me dapat dicari dg rumus:





Bb = Batas bawah kelas interval yg mengandung Me
Fm = Frekuensi kelas interval yg mengandung Me
F   = Frekuensi kumulatif sebelum kelas interval yg mengandung Me
P   =  Panjang kelas interval