KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0 – 1 TAHUN DI BPS SUPRIHARTINI
DESA GARAHAN KECAMATAN SILO
KABUPATEN JEMBER
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bidan harus mengetahui lebih banyak tentang penyakit kulit, karena tidak dapat disangkal bahwa penyakit kulit pada anak sering dijumpai. Walaupun belum ada angka statistik yang membandingkan frekuensi penyakit kulit pada anak, namun diberbagai poliklinik Dinas Kesehatan Kota dan Kabupaten dibuat kesimpulan bahwa sekitar 20% adalah kasus penyakit kulit pada anak. Data terpenting yang harus diperhatikan oleh seorang yang bukan ahli penyakit kulit, yaitu cara membuat diagnosis serta memahami prinsip pengobatan sebaik-baiknya, agar jangan sampai timbul komplikasi karena obat atau cara pengobatan yang salah (FKUI/2005).
1
Kulit bayi memang bisa dikatakan sangatlah sensitif, beberapa kendala yang memang dihadapi ada timbulnya biang keringat di bagian kulit bayi dimana rentanya timbulnya di beberapa bagian seperti pada punggung bayi, bagian kulit leher bayi yang terkadang menimbulkan iritasi akibat dampak keringat yang kurang kita perhatikan sehingga kerap kali bayi merasakan gatal pada kulit dan tentunya dalam memilih bedak bayi ada beberapa point yang harus anda perhatikan Kulit juga merupakan organ tubuh terluar yang terus menerus terpajan dengan lingkungan luar sehingga senantiasa aktif mengadakan penyesuaian diri dengan berbagai perubahan lingkungan. Keadaan makroskopis dan
mikroskopis kulit mencerminkan kesehatan individu dan berbeda-beda sesuai dengan umurnya. Kulit pada neonatus (bayi < style="">(aging process).
Selain itu, keadaan kulit juga merupakan 'cermin' kesehatan tubuh seseorang. Para orang tua kini semakin menyadari bahwa menjaga kesehatan kulit anak sama pentingnya dengan menjaga kesehatan anak. Dan untuk menjaga kesehatan kulit ini, diperlukan perawatan rutin sejak usia dini. Perawatan rutin kulit juga mengekspresikan rasa cinta seorang ibu pada buah hatinya. Telah dibuktikan bahwa sentuhan ibu akan sangat berpengaruh pada perkembangan fisik dan mental seorang anak (FKUI/2005).
Prelevansi penyakit kulit di Indonesia cukup tinggi baik oleh bakteri, virus atau jamur. Selain itu bergantung pada lingkungan dan kondisi setiap individu. Trauma kecil atau ringan dapat menyebabkan tempat masuknya mikroorganise ke kulit (FKUI/2005).
Salah satu penyakit kulit pada bayi adalah miliaria (biang keringat). Biang keringat dapat dijumpai pada bayi cukup bulan maupun premature, pada minggu-minggu pertama pasca kelahiran. Kemungkinan disebabkan oleh sel-sel pada bayi yang belum sempurna sehingga terjadi sumbatan pada kelenjar kulit yang mengakibatkan retensi keringat. Biang keringat terjadi pada sekitar 40% bayi baru lahir. Menetap beberapa minggu dan menghilang tanpa pengobatan. Penanggulangan biang keringat cukup dengan mandi memakai sabun, mengatur agar suhu lingkungan cukup sejuk, sirkulasi (ventilasi) yang baik serta memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat. Pemakaian bedak tabur dapat juga membantu, namun bila inflamasinya hebat, pemakaian cream hidrokortison 1% dapat mengatasinya.
Berdasarkan hasil presurvey pada bulan Maret 2008, terdapat 76 ibu yang mempunyai bayi berumur 0-1 tahun mengikuti imunisasi di BPS Suprihartini desa Garahan kecamatan Silo kabupaten Jember”., di ambil 25% dari 76 orang ibu tersebut untuk dibagikan kuisioner. Dari hasil kuisioner ada 8 (40%) orang ibu yang memiliki pengetahuan baik, 7 (35%) orang ibu memiliki pengetahuan cukup dan 5(25%) orang ibu yang memiliki pengetahuan kurang mengenai biang keringat.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 tahun pada bulan Juli - Agustus di BPS Suprihartini Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember”.
B. Pembatasa dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah tentang Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 Tahun di BPS Suprihartini Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang biang keringat pada bayi 0-1 tahun di BPS Suprihartini desa Garahan kecamatan Silo kabupaten Jember.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktisi
Dapat menambah pengetahuan dan pemahaman ibu tentang biang keringat sehingga dapat mengatasinya dengan benar.
2. Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan Kebidanan khususnya yang terkait dengan pengetahuan ibu tentang biang keringat.
3. Manfaat Diri Sendiri
Dapat meningkatkan pengetahuan khususnya tentang biang keringat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Dasar Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005) Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dalam hal ini pengetahuan ibu tentang biang keringat.
Pengetahuan dibagi menjadi enam tingkatan yang tercakup dalam domain kognitif yaitu :
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (know)
Dapat diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu (know) ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
5
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Seseorang yang telah faham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menyimpulkan dan menyebutkan contoh, menjelaskan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus dan metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Arti dari analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian kepada suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada misalnya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
a) Usia.
Semakin cukup usia si ibu tingkat kemampuan atau kematangan akan lebih mudah untuk berpikir dan mudah menerima informasi tentang kehamilannya.
b) Tingkat pendidikan.
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikanyang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai” yang di perkenalkan. (Nur Salam,2001).
c) Pengalaman
Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan pengalaman dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Sehingga dari pengalaman yang benar diperlukan berfikir yang logis dan kritis. (Notoadmodjo, 2005)
d) Intelegensi.
Pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan seorang untuk menyesuaikan diri dan cara pengambilan keputusan ibu-ibu atau masyarakat yang intelegensinya tinggi akan banyak berpartisipasi lebih cepat dan tepat dalam mengambil keputusan di banding dengan masyarakat yang intelegensinya rendah.
e) Sosial-Ekonomi.
Mempengaruhi tingkah laku seseorang ibu atau masyarakat yang berasal dari sosial ekonomi tinggi di mungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya, tetapi bagi ibu-ibu atau masyarakat yang sosial ekonominya rendah akan tidak merasa takut untuk mengambil sikap atau tindakan.
f) Sosial Budaya.
Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penyerapan nilai-nilai sosial, ke agamaan untuk memperkuat super egonya.
g) Lingkungan
Lingkungan berpikiran luas tingkat pengetahuan lebih baik dari pada orang yang tinggal di lingkungan berfikir sempit.
d. Kriteria pengetahuan
Baik : 76 – 100 %
Cukup : 56 – 75 %
Kurang : 40 – 55 %
Rendah : ≤ 40 %, (Arikunto, 2006)
2. Konsep Biang Keringat
a. Pengertian
Biang keringat adalah kelainan kulit yang sering muncul pada bayi dan balita akibat tersumbatnya kelenjar keringat, sehingga keringat yang keluar berkumpul di bawah kulit dan mengakibatkan timbulnya bintik-bintik mera (http://www.anneahera.com/perawatan-bayi/biang-keringat-bayi.htm).
Biang keringat disebut juga keringat buntet timbul di daerah dahi, leher dan bagian tubuh yang tertutup pakaian, disertai gatal, kulit kemerahan dan gelembung berair kecil http://www.anneahera.com/perawatan-bayi/biang-keringat-bayi.htm
Biang keringat adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh keluarnya keringat berlebihan disertai tersumbatnya saluran kelenjar keringat dan biasanya terjadi pada daerah dahi, leher, punggung dan dada.http://www.conectique.com/tips_solution/porenting/bealth/article_php?article_id=2380/2009
b. Jenis-jenis Biang Keringat
Ada tiga macam biang keringat yaitu :
1) Miliaria kristalina
Biang keringat yang terjadi pada bayi baru lahir (neonatus) sumbatan terjadi pada permukaan kulit sehingga terlihat gelembung-gelembung kecil berukuran 1-2 mm berisi cairan jernih, namun tidak terdapat kemerahan pada kulit (http://www.conectique.com/tips_solution/porenting/bealth/article_php?article_id=2380/2009).
2) Miliaria rubra
Biang keringat ini terjadi pada anak yang biasa tinggal di daerah atau lingkungan panas dan lembab. Terdapat bintik-bintik kecil (1-2 mm) berwarna merah, biasanya disertai keluhan gatal dan perih (http://www.conectique.com/tips_solution/porenting/bealth/article_php?article_id=2380/2009).
3) Miliaria profunda
Pada biang keringat jenis ini terdapat bintik-bintik putih, keras dan berukuran (1-3 mm). Kulit tidak berwarna merah, namun kasus ini jarang terjadi. http://www.conectique.com/tips_solution/porenting/bealth/article_php?article_id=2380/2009
c. Penyebab Biang Keringat
Penyebab biang keringat menurut http://www.republika.com yaitu:
1) Ventilasi ruangan kurang baik sehingga udara di dalam ruangan panas atau lembab.
2) Pakaian bayi terlalu tebal dan ketat, pakaian yang tebal dan ketat menyebabkan suhu tubuh bayi meningkat.
3) Bayi mengalami panas atau demam.
4) Bayi terlalu banyak beraktivitas sehingga banyak mengeluarkan keringat.
Faktor penyebab timbulnya keringat berlebihan yaitu :
1) Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang baik
2) Pakaian yang terlalu lembab dan ketat
Pakaian banyak memberikan pengaruh pada kulit, misalnya menimbulkan pergeseran, tekanan yang berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan suhu tubuh.
3) Aktivitas yang berlebihan, misalnya berolahraga
4) Setelah menderita sakit panas
http://tanyasaja.detik.com/pertanyaan.1615-biang-keringat/2009
Penyebab lain berupa penyumbatan pori-pori yang berasal dari kelenjar keringat. Sumbatan ini dapat diakibatkan debu atau radang pada kulit anak. Butiran-butiran keringat yang terperangkap dibawah kulit akan mendesak ke permukaan kulit dan menimbulkan bintik-bintik kecil yang terasa gatal. http://tanyasaja.detik.com/pertanyaan.1615-biang-keringat/2009
d. Pencegahan
1) Bayi atau anak tetap dianjurkan mandi secara teratur paling sedikit 2 kali sehari menggunakan air dingin dan sabun.
2) Bila berkeringat, sesering mungkin dibasuh dengan menggunakan handuk (lap) basah, kemudian dikeringkan dengan handuk atau kain yang lembut. Setelah itu dapat diberikan bedak tabur.
3) Jangan sekali-kali memberikan bedak tanpa membasuh keringat terlebih dahulu, karena akan memperparah penyumbatan sehingga mempermudah terjadinya infeksi baik oleh jamur maupun bakteri.
4) Hindari penggunaan pakaian tebal, bahan nilon, atau wol yang tidak menyerap keringat.http://mommygadge.com/2009/03/24/biang-keringat
Pencegahan dapat dilakukan dengan:
Biang keringat bisa tidak dialami bayi asalkan orang tua rajin menghindari penghalang penguapan keringat yang menutup pori-pori bayi dengan cara:
1) Bayi harus dimandikan secara teratur pada pagi dan sore hari.
2) Setelah selesai mandi pastikan semua lipatan kulit bayi seperti ketiak, leher, paha dan lutut harus benar-benar kering kemudian oleskan bedak keseluruhan tubuh dengan tipis.
3) Jaga tubuh bayi agar tetap kering.
4) Jika bayi berkeringat jangan keringkan dengan menggunakan bedak. Sebaiknya dengan waslap basah, lalu dikeringkan, dan diolesi dengan bedak tipis.
5) Gunakan pakaian bayi dari bahan katun yang menyerap keringat bayi.
6) Biasanya 70% biang keringat timbul pada bayi karena sirkulasi udara kamar yang tidak baik. Untuk itu usahakan udara di dalam kamar bayi mengalir dengan baik sehingga kamar selalu sejuk.
7) Pada saat memandikan bayi yang menderita biang keringat, sebaiknya gunakan sabun bayi yang cair, sebab sabun cair tidak meninggalkan partikel. Jika menggunakan sabun padat bisa meninggalkan partikel yang dapat menghambat penyembuhan (http://www.dechacare.com/menangkal-biang-keringatI172.html).
e. Pengobatan
Sebenarnya pengobatan khusus tidak diperlukan, cukup pencegahan dan perawatan kulit yang benar. Bila biang keringat berupa gelembung kecil tidak disertai berupa gelembung kecil tidak disertai kemerahan, kering dan tanpa keluhan dapat diberi bedak setelah mandi. Bila kelainan kulit membasah tidak boleh ditaburkan bedak, karena akan terbentuk gumpalan yang memperparah sumbatan kelenjar sehingga menjadi tempat pertumbuhan kuman. Bila keluhan sangat gatal, luka dan lecet dapat diatasi dengan pemberian antibiotik (http://www.dechacare.com/menangkal-biang-keringatI172.html).
B. Kerangka Konsep
Menurut Notoadmodjo (2005) Konsep merupakan abstraksi yang ssterbentuk oleh generalisasi suatu pengertian, sedangkan kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian.
Pengetahuan ibu tentang biang keringat: - Pengertian biang keringat - Jenis biang keringat - Penyebab biang keringat - Pencegahan biang keringat
Untuk lebih jelasnya, kerangka konsep digambarkan sebagai berikut:
Keterangan :
: variabel yang tidak di teliti : garis yang tidak di teliti
: variabel yang diteliti : garis yang teliti
Sumber :Notoatmodjo (2005), Modifikasi Nursalam (2003).
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 Tahun
Penjelasa kerangka konseptual Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 Tahun
Berdasarkan pengetahuan dari kerangka konseptual di atas dapat di jelaskan bahwa pengetahuan ibu di pengaruhi oleh faktor yang terdiri dari pendidikan, Usia, Tingkat pendidikan, Pengalaman, Intelegensi, Sosial Ekonomi, Sosial Budaya, Lingkungan. Dari faktor pengetahuan tersebut, semua tidak di teliti.Sedangkan pada tingkat pengetahuan yang di teliti hanya pada sebatas tahu saja yaitu tentang biang keringat
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah-masalah yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup dan lain-lain (Nursalam,2003).
B. Variabel
1. Jenis Variabel
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan dan lain-lain (Notoatmodjo, 2005).
17
2. Definisi Operasional
Menurut Suyanto dan Umi Salamah (2009), definisi operasional merupakan teori atau konsep yang telah di jabarkan dalam bentuk variabel penelitian di tersebut agar variabel tersebut mudah di pahami, di ukur atau di amati
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No. | Variabel | Definisi Operasional | Kriteria | Skala | |
1 | Pengetahuan tentang biang keringat pada bayi usia 0-1thn | Hasil dari tahu, dan terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap biang keringat − Pengertian Biang Keringat − Jenis biang keringat − Penyebab biang keringat − Pencegahan biang keringat | Baik : 76- 100% Cukup : 56-75% Kurang :40-55% Buruk : >40% Arikunto, 2006 | Ordinal | |
|
C. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 92). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi 0-1 tahun yang melakukan imunisasi sebanyak 30 orang di BPS Suprihartini desa Garahan kecamatan Silo kabupaten Jember.
D. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini (Notoatmodjo, 2005).
Dari pendapat di atas maka besar sampel yang menjadi subjek dalam penelitian adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi 0-1 tahun yang melakukan imunisasi di BPS Suprihartini desa Garahan kecamatan Silo kabupaten Jember berjumlah 30 orang dengan metode total sampling, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian di laksanakan di BPS Suprihartini desa Garahan kecamatan Silo kabupaten Jember.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian di mulai bulan Juli.28 –8 Agustus 2009
F. Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data
Yang dimaksud dengan instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuisioner, skala yang digunakan ordinal.
Kuisioner atau angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak) (Notoatmodjo, 2005)
G. Langkah-langkah Pengolahan Data
- Pengumpulan Data
a. Tahap Persiapan
Agar dapat dihasilkan data yang baik dan sesuai dengan tujuan maka kegiatan pengumpulan data dibagi menjadi tahap persiapan yang terdiri dari hal-hal berikut:
1) Menentukan dan merumuskan tujuan penelitian secara baik.
2) Menentukan metode yang akan digunakan.
3) Menentukan teknik pengumpulan data.
4) Menyusun pedoman daftar pertanyaan yang dapat menjawab tujuan.
5) Menentukan sasaran
6) Menentukan tempat di mana data dikumpulkan dan jumlah responden.
7) Menentukan siapa pelaksana pengumpulan data.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap berikutnya ialah tahap pelaksanaan yang meliputi hal-hal berikut.
1) Pengumpulan data dan
2) Supervisi lapangan sebelum data dibawa untuk diolah.
- Pengolahan Data
Setelah data terkumpul melalui angket atau kuisioner maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan sebagai berikut:
a. Seleksi data (Editing)
Dimana penulis akan melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh dan diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam penelitian.
b. Pemberian kode (Coding)
Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data.
c. Pengelompokkan data (Tabulating)
Pada tahap ini, jawaban jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan, kemudian dituliskan dalam bentuk tabel-tabel.
- Analisa Data
Teknik analisa. data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dari sub variabel yang diteliti sehingga dapat diketahui gambaran dari setiap sub variabel. Untuk menghitung sebaran persentase dari frekuensi digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P : Persentase
f : frekuensi
N : Jumlah subjek
100 : Bilangan Tetap (Arikunto, 2006).
H. Etika Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan berbagai prosedur yang berhubungan dengan etika penelitian yang meliputi.
- Intorimed Consent (Lembar Persetujuan Menjadi Responden) adalah lembar persetujuan yang akan di berikan pada subyek yang akan di teliti.
- Anonimity (Tanpa Nama) adalah kerahasiaan identitas responden harus di jaga, oleh karena itu peneliti tidak boleh mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data.
- Confidentiality (Karakteristik) adalah kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya kelompok data tertentu saja yang akan di sajikan atau di laporkan sebagai hasil penelitian.
I. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan saya dalam melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
- Pengetahuan dan keterampilan,karena peneliti sebagai peneliti pemula,sehinga banyak kekurangan baik dalam penyusunan / penulisan.
- Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang peneliti buat sendiri dan belum pernah diuji cobakan sehingga reabilitas dan validitasnya perlu di sempunaka.
- Keterbatasan waktu yang relatif pendek sehingga membuat hasil penelitian kurang efektif.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan penulis bahas tentang hasil dan pembahasan penelitian. Hasil Penelitian akan dibagi menjadi dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum meliputi pendidikan, pekerjaan, usia, dan paritas. Sedangkan data khusus meliputi Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 th di BPS.Suprihartini Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
BPS.Suprihartini terletak di Jalan Jember No.10, dibangun diatas tanah seluas ± 200 m².
Batasan-Batasan Wilayah BPS.Suprihartini :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Ledok ombo
b. Sebelah Barat berbatasan dengan desa mayang
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan sido mulyo
d. Sebelah Timur berbatasan dengan banyuwangi
24
2. Data Umum
1.Karakteristik Responden Menuruk Pendidikan
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di BPS.Suprihartini Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember Tanggal 28 Juli-8 Agustus Tahun 2009.
No | Tingkat Pendidikan | Frekuensi (f) | Prosentase % |
1 2 3 4 5 | SD SLTP SMA PT Tdk Sekolah13.3 % | 12 8 6 4 0 | 40 % 26.6 % 20 % 13.3 % 0 % |
Jumlah13.3 % | 30 | 100% |
Tabel.1. menunjukkan distribusi responden berdasarkan pendidikan, responden yang pendidikannya SD sebanyak 12 orang atau 40 %, SLTP sebanyak 8 orang atau 26.6 %, SMA sebanyak 6 orang atau 20 %, dan PT sebanyak 4 orang atau 13.3% atau tidak sekolah tidak ada.
2. Karakteristik Pekerjaan MenurutPekerjaan
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di BPS.Suprihartini Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember Tanggal 28-8 agustus 2009.
No | Pekerjaan | Frekuesi (f) | Prosentase % |
1 2 3 4 | PNS Wirasawasta Tani Tidak Bekerja | 1 3 6 20 | 3,3 10 20 66,6 |
Jumlah | 30 | 100% |
Tabel 2 menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan, responden yang pekerjaannya PNS sebanyak 1 atau 3,3%, wiraswasta sebanyak 3 orang atau 10 %, tani sebanyak 6 orang atau 20 %, dan tidak bekerja 20 orang atau 66,6 %,
3. Karakteristik Responden MenurutUsia
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di BPS.Suprihartini Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember Tanggal 28 Juli-8 Agustus 2009.
No | Umur | Frekuensi (f) | Prosentase (%) |
1 2 3 | <20 20-35 >35 | 12 8 10 | 40 26,6 33,3 |
Jumlah | 30 | 100% |
Tabel 3. menunjukkan distribusi responden berdasarkan usia, responden yang berusia ≤25 sebanyak 12orang atau 40 %, 25-30 sebanyak 8 orang atau 26,6%, 30-35 sebanyak 10 orang atau 33,3 %.
3. Data Khusus
5.Gambaran Pengetahuan Ibu Temtang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 Tahun diBps.Suprihartini Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember.
Tabel 5. Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 Tahun diBPS.Suprihartini Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember Tanggal 28 Juli-8 Agustus 2009.
No | Tingkat Pengetahuan | Jumlah | Prosentase (%) |
1 2 3 4 | Baik Cukup Kurang Kurang Sekali | 10 12 8 0 | 33.3 40 26.6 0 |
| Jumlah | 30 | 100 |
Dari Tabel 5.1 di atas didapatkan bahwa 10 responden atau 33.3 % mempunyai tingkat pengetahuan tentang pengetahuan biang keringat pada bayi 0-1 th dengan kategori baik, 12 responden atau 40 % dengan kategori cukup,8 responden atau 26.6% dengan kategori kurang,dan dengan kategori kurang sekali tidak ada.
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan komponen pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat pada Bayi 0-1 Tahun diBPS.Suprihartini Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember Tanggal 28 Juli-8 Agustus 2009
No | Komponen Pengetahuan | Pengetahuan | | Total | |||||||
Baik | Cukup | Kurang | Tidak baik | ||||||||
responden | % | responden | % | responden | % | responden | % | ||||
1. 2. 3. 4. | Pengertian Biang Keringat Jenis Biang Keringat Penyebab Biang Keringat Pencegahan Biang Kringat | 0 0 2 0 | 0 0 6.6 0 | 8 4 7 7 | 26.6 13.3 23.3 23.3 | 13 16 13 16 | 43.3 53.3 43.3 53.3 | 3 4 2 1 | 10 13.3 6.6 3.3 | 30 30 30 30 | 100% 100% 100% 100% |
Dari tabel 4.5.2. di atas didapatkan bahwa 8 (26.6%) responden cukup memahami tentang pengertian Biang Keringat, 16 (53.3%) responden kurang memahami tentang Jinis Biang Keringat,4 (13.3%) responden cukup memahami tentang Penyebab Biang Keringat. 2(6.6%) responden baik memahami tentang pencegahan Biang Keringat.
B. Pembahasan
Pada bagian ini peneliti akan membahas mengenai pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 Tahun..
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data pada tabel 4.5.1 mengenai pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 Tahun didapatkan 12 responden (40%) yang memiliki pengetahuan yang cukup , 10 responden (33.3 %) yang memiliki pengetahuan yang baik, 8 responden (26.6%) yang memiliki pengetahuan kurang, dan pengetahuan kurang sekali tidak ada.Dan berdasarkan tabel 4.5.2 berdasarkan komponen pengetahuan ibu Tentang biang keringat pada bayi 0-1 tahun di dapatkan 8 (26.6%) responden cukup memahami tentang pengertian Biang keringat.7 (23.3%) responden cukup memahami tentang Penyebab Biang Keringat.
Tingkat pengetahuan ibu tentang biang keringat pada bayi 0-1 tahun kemungkinan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain yang salah satunya adalah pendidikan. Hal ini ditunjang dengan hasil penelitian karakteristik responden didapatkan pendidikan terbanyak SMA yaitu 6 responden (20 %). Tingkat pengetahuan di lihat dari pendidikan responden yaitu SMA didapatkan responden yang berpengetahuan cukup baik adalah 12responden (40 %), berpengetahuan kurang adalah 8 responden (26.6 %), responden yang berpengetahuan baik adalah 10 responden (33.3%) dan berpengetahuan kurang sekali tidak ada .Semakin tingginya pendidikan seseorang maka diharapkan pola fikir dan pengetahuan individu tersebut semakin bertambah.
Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan dari teori Notoadmodjo (2003 : 128 ), bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Salah satu faktor pengaruh pengetahuan adalah pendidikan suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok, masyarakat. Kegiatan atau proses belajar ini terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Di dalam kegiatan belajar mengajar terdapat 3 (tiga) persoalan pokok yaitu persoalan masukan (input), persoalan proses, persoalan keluaran (output). Persoalan masukan yaitu menyangkut sasaran belajar, persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada diri subyek belajar sedangkan persoalan keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu perubahan kemampuan atau perilaku subyek belajar.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahun atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa responden telah mempunyai pengetahuan yang cukup baik tentang inisiasi menyusu dini.
Namun demikian masih terdapat 23.3 % responden yang berpengetahuan kurang. Hal ini sangat didukung dengan tingkat pengetahuan seseorang yang baik pula. Tingginya tingkat pengetahuan seseorang tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi : usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, lingkungan, cara bergaul, pengalaman individu, kebutuhan individu akan informasi dari berbagai sumber serta dari orang-orang terdekat (keluarga).
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pada bab ini akan penulis sajikan kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan untuk menjawab pertanyaan penelitian serta saran –saran yang sesuai dengan kesimpulan.Gambaran pengetahuan Ibu tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 Tahun diBPS.Suspriharini desa garahan Kecamatan Silo kabupaten Jember
Dari hasil penelitian di atas bahwa pengetahuan ibu tentang Biang Keringat pada bayi 0-1 tahun di BPS.Suprihartini Desa Garahan Kecamatan Silo Kabupaten Jember Pengetahuan cukup baik yaitu 12 responden (40%)
B. Saran
Saran disini dapat dijadikan sebagai suatu masukan yang membangun yaitu :
1. Bagi Peneliti
- Hendaknya menambah pengetahuan ibu tentang biang keringat pada bayi 0-1 tahun
- Menerapkan ilmu yang sudah di dapat srelama dibangku kuliah dan menambah pengalaman dalam penerapan riset, terutama tentang biang keringat pada bayi 0-1 tahun
31
- Bagi Tempat Peneliti
Dapat mengetahui tentang biang keringat dan diharapkan dapat meminimalkan angka bahaya tentang biang keringat.
- Bagi Intansi Kesehatan/Perpustakaan
a. Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada biang keringat
b. Lebih memperbanyak referensi bahan mata kuliah tentang biang keringat
- Bagi Masyarakat
Masyarakat di harapkan mempunyai pengetahuan lebih tentang biang keringat pada bayi dan balita sehinga angka bahaya biang keringat di masyarakat dapat di tekan seminimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, (2006) Prosedur Penelitian. PT. Ringka Cipta Jakarta.
Arikunto, Suharsini, (2006). Pedoman Penelitian Kesehatan Praktis. Edisi Revisi, Rineka Cipta Jakarta.
Assyari Abdullah, (2008) “Difinisi Pengetahuan” blog spot
FKUI, (2005). Obsterti dan Ginokologi. Eleman – Bandung.
Dr. Anggrak, Karel, SpA. (2008) Ilmu Kesehatan Anak, Banyuwangi
Notoatmodjo, (2005). Metode Penelitian Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta – Jakarta.
Nursalam, (2001) Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Salemba Medika
Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
........ Keperawatan (Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian.
........ Jakarta : Media Salemba.
htpp://www.anneahera.com/perawatan bayi/biang-keringat-bayi.html, situasi 17 Juli 2009.
http://www.connectique.com/tips_solutionting/bealth/artice_php?article_idn/pore=2380/2009,situasi 17 Juli 2009
http://www.tanyasaja.detik.com/pertanyaan. 1615 - biang - keringat/2009, situasi 19 Juli 2009.
http://mommygadge.com/2009/03/24/biang - keringat, situasi 19 Juli 2009.
http://www.dechacare.com/menangkal - biang - keringat II 72.html,situasi 17 Juli 2009
tim Poltekes Majapahit Mojokerto (2009). Buku Pedoman Penyusunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar